Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Selasa, memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,75 persen.

Keputusan itu dikeluarkan BI meski tidak mengubah arah kebijakan moneternya yang cenderung ketat sebagai upaya untuk pengendalian tekanan inflasi yang masih tinggi, di tengah upaya pemerintah menurunkan tekanan inflasi dari kelompok volatile foods.

Gubernur BI Darmin Nasution dalam jumpa pers usai RDG mengatakan, keputusan mempertahankan BI rate antara lain dengan memandang bahwa pemulihan ekonomi global ke depan lebih baik sebagaimana terlihat dari penyesuaian ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh berbagai lembaga internasional.

"Optimisme global yang membaik ini akan berdampak pada volume perdagangan dunia yang juga meningkat. Hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap permintaan terhadap produk ekspor sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi domestik," katanya.

Namun, proses pemulihan ekonomi global ini masih menghadapi risiko ketidakpastian terkait krisis utang yang melanda sejumlah negara di Eropa dan potensi gangguan proses produksi paska gempa di Jepang.

Selain itu, kenaikan harga minyak dan komoditas pangan dunia diperkirakan masih berlanjut sehingga memberikan tekanan inflasi di banyak negara maju dan emerging economies, termasuk Indonesia.

Di sisi domestik, Dewan Gubernur berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan meningkat sebesar 6,0 - 6,5 persen pada 2011 dan 6,1 - 6,6 persen pada 2012.

Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh sumber pertumbuhan yang semakin berimbang seiring dengan kinerja investasi yang terus meningkat dan kinerja ekspor yang masih tetap solid.

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 6,4 persen, dengan peran investasi untuk penambahan kapasitas perekonomian, terutama melalui PMA, diperkirakan akan meningkat sejalan dengan masih kuatnya permintaan, baik dari domestik maupun eksternal, serta membaiknya sovereign credit rating.

Secara sektoral, seluruh sektor ekonomi diprakirakan akan tumbuh tinggi, dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor transportasi dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor bangunan.
(D012)