Mataram (ANTARA) - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dr Ni Ketut Eka Nurhayati mengatakan, penerapan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat selama perhelatan akbar World Superbike (WSBK) yang belangsung sukses, diharapkan tidak memunculkan klaster baru.

"Untuk masuk ke arena sirkut sangat ketat, baik itu terhadap penyelenggara, penonton, dan para pihak lainnya diminta mematuhi protokol kesehatan (prokes) COVID-19," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Senin.

Selain prokes, lanjut Eka, penonton juga diwajibkan membawa bukti negatif swab antigen sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 selama WSBK.

"Oleh karena itu kita berharap semoga tidak ada klaster WSBK serta tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19," katanya.

Menurutnya, sejauh ini dari hasil kegiatan swab antigen maupun PCR yang dilaksanakan oleh timnya di RSUD Kota Mataram baik untuk WSBK maupun kepentingan lain, rata-rata negatif.

"Karena itu, sampai saat ini kasus COVID-19 di Kota Mataram juga masih landai dan tidak ada tambahan kasus," katanya.

Sementara terkait dengan pasien rujukan ke RSUD Kota Mataram baik dari penonton maupun pembalap WSBK, kata Eka, juga tidak ada.

"Kalau kasus pembalap Michael kemarin jatuh di level akhir, dan langsung di bawa ke RSUP NTB dengan menggunakan helikopter untuk cek MRI (Magnetic Resonance Imaging). Sudah itu saja, karena dia mau kembali ke Eropa," katanya.

Baca juga: Penonton WSBK jalani prokes COVID-19 ketat sebelum ke sirkuit

Baca juga: Wiku ingatkan WSBK Mandalika taati prokes dengan ketat

Baca juga: Wali kota: WSBK bebas klaster COVID-19, PTM bisa 100 persen