Washington (ANTARA News) - Microsoft menyerang Google mengenai sebuah kontrak pemerintah Amerika Serikat, dengan menuduh sang pesaing telah mengeluarkan klaim menyesatkan.

Google menolak tuduhan raksasa piranti lunak berbasis di Seattle itu yang memperkeruh perselisihan hukum mengenai kontrak dengan Departemen Dalam Negeri AS senilai 60 juta dolar AS.

Microsoft mengatakan dokumen terbuka mengenai kasus di pengadilan menunjukkan bahwa "Google Apps for Government," aplikasi perkantoran Google, belum disertifikasi oleh Federal Information Security Management Act (FISMA).

"Mengingat berulang kali Google mengagung-agungkan klaimnya, maka sebenarnya tidak ada yang baru dari itu. Waktunya bagi Google untuk berhenti memberitahu pemerintah sesuatu yang tidak benar," kata Deputi Penasehat Hukum Google, David Howard.

FISMA mengeluarkan standard keamanan untuk sistem manajemen informasi seperti email.

Google dan Onix Networking Corp., pengecer produk Google, mengajukan gugatan terhadap pemerintah AS tahun lalu dengan mengklaim kontrak departemen dalam negeri itu lebih menguntungkan Microsoft.

Google berpendapat bahwa bunyi kesepakatan adalah untuk email, kalender dan sistem kolaborasi dokumen untuk sekitar 88.000 pegawai departemen dalam negeri yang secara tidak langsung menyingkirkan produk Google dan mengistimewakan Microsoft.

Google mempromosikan Google Apps for Government untuk kontrak solusi Microsoft.

Google mengatakan, sebagai tanggapan atas tuduhan Microsoft, bahwa versi Google Apps sudah menerima sertifikasi FISMA.

"Kami tidak menyesatkan pengadilan atau konsumen kami," kata Google dalam sebuah pernyataan. "Google Apps menerima pengesahan keamanan FISMA dari General Services Administration pada Juli 2010.

Google Apps for Goverment adalah sistem yang sama dengan kontrol keamanan yang diperkuat yang memenuhi syarat FISMA," kata Google seperti dikutip AFP.

Hubungan antara kedua raksasa teknologi itu memburuk akhir-akhir ini di mana Microsoft bulan lalu mengampanyekan aksi antimonopoli di Eropa untuk melawan Google.

Februari lalu Google menuduh mesin pencari Microsoft Bing telah menyalin pencarian mereka.(*)
Neny