Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, terdapat sekitar 12 ribu orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di berbagai kapal yang berlayar di lautan internasional.

"Ada 12.000 orang tenaga kerja Indonesia yang bekerja baik di kapal Indonesia maupun di kapal asing yang berlayar di perairan internasional," kata Fadel dalam dialog ekonomi di Jakarta, Senin malam.

Menurut Fadel Muhammad , hal tersebut diketahui setelah dirinya melakukan inventarisasi data akibat terjadinya peristiwa nahas pembajakan kapal Indonesia oleh perompak Somalia.

Menteri Kelautan dan Perikanan memaparkan, ribuan pelaut Indonesia itu tersebar di berbagai kawasan seperti di berbagai negara di Asia dan Eropa.

Ia mencontohkan, terdapat sekitar 2.000 orang di Spanyol, 600 orang di Taiwan, dan 400 orang di Thailand.

Para WNI tersebut, menurut dia, telah diminta untuk membangun semacam asosiasi antarsesama pelaut Indonesia.

"Sudah saya minta untuk membangun asosiasi dan tetap berhubungan dengan pihak kedubes kita di luar negeri," kata Fadel.


Langkah Nyata

Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo mendesak pemerintah agar secepatnya melakukan langkah-langkah untuk segera membebaskan para pelaut Indonesia yang disandera oleh perompak Somalia.

"Harus ada "action" (langkah nyata, red) yang cepat dalam menyelamatkan WNI yang disandera," katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 22 WNI awak kapal Sinar Kudus ditawan para perompak, berikut membajak kapal mereka bermuatan barang ekspor RI bernilai triliunan rupiah di Teluk Aden, Somalia.

Kapal milik PT Samudra Indonesia itu dibajak para perompak Somalia pada 16 Maret 2011 saat dalam perjalanan dari Sulawesi Selatan menuju Belanda.

Kapal tersebut bertolak dari Pomalaa pada Februari 2011, dan biasanya perjalanan dari Pomala ke Roterdam membutuhkan waktu 34 hari.

Namun karena dibajak perompak, maka hingga saat ini kapal tersebut masih berada di perairan laut Somalia. (M040/A011/K004)