Jakarta (ANTARA News) - Liga Primer Indonesia yang dianggap sebagai kompetisi ilegal oleh PSSI pada era kepemimpinan Nurdin Halid, diperbolehkan melanjutkan pertandingan-pertandingannya hingga kompetisi musim ini berakhir.
Pernyataan mengenai LPI itu disampaikan oleh Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar di Jakarta Senin, dan ia mengaku sudah membicarakan hal itu dengan konsorsium LPI.
Menurut Agum, berdasarkan surat dari FIFA, ada dua opsi untuk menyikapi LPI yaitu menghentikan atau mengakomodir dibawah PSSI.
"Setelah melakukan komunikasi dengan PT Liga Indonesia dan konsorsium LPI, kami memutuskan akan mengakomodir hingga kompetisi berakhir dan PSSI sebagai supervisi," katanya usai menggelar rapat pleno di Kantor PSSI.
Dengan kondisi ini maka kompetisi yang diprakarsai oleh pengusaha nasional Arifin Panigoro itu tetap berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Namun, kata dia, setelah kompetisi yang diikuti 19 tim itu berakhir, maka akan dilakukan evaluasi dan konsorsium harus mempertanggungjawabkan ke PSSI selaku supervisi.
"Untuk selanjutnya tergantung dari kepengurusan PSSI baru nanti," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.
Ia menjelaskan, untuk memutuskan apakah kompetisi LPI tetap berlangsung atau diberhentikan total pada tahun-tahun berikutnya akan diputuskan pada kongres PSSI.
Dalam rapat pleno Komite Normalisasi PSSI di Kantor PSSI selain memutuskan masalah LPI juga menetapkan penggantian Sekjen PSSI Nugraha Besoes yang telah mengundurkan diri dari jabatannya.
Sebagai penggantinya, Komite Normalisasi menunjuk CEO PT Liga Indonesia yang juga anggota Komite Normalisasi, Joko Driyono, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen dan dibantu asisten Sekjen PSSI Johar Arifin Husein.
Selain itu Komite Normalisasi juga memutuskan akan menggelar pertemuan dengan seluruh pemilik suara guna menjelaskan masalah peraturan pemilihan yang akan digunakan di tahapan Kongres PSSI 20 Mei. Pertemuan digelar di Hotel Sultan Jakarta 14 April nanti.
(ANTARA/S026)
PSSI Akomodir LPI, Kompetisi Tetap Bergulir
11 April 2011 19:39 WIB
Agum Gumelar. (FOTO.ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: