Kisruh Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Arab
11 April 2011 17:23 WIB
Menlu Kuwait Sheikh Mohammed Al-Sabah (kiri) dan Menlu Arab Saudi Pangeran Saud al-Faisal (tengah) tiba di pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di RIyadh, Minggu (3/4). ( ANTARA/REUTERS/Fahad Shadeed/djo/11)
Washington (ANTARA News/AFP) - Kekisruhan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara telah memberikan jeda bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan yang semula diprediksi akan mengalami percepatan pertumbuhan tahun ini, demikian disebutkan oleh Bank Dunia, Minggu (10/4).
Justin Lin, ekonom senior Bank Dunia, mengatakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ekonom negara pemberi pijaman untuk pembangunan, hasil ekonomi dari Timur Tengah dan Afrika Utara telah dihabiskan untuk membiayai gelombang anti-pemerintah belakangan ini.
Untuk prediksi ekonomi Januari, Bank Dunia memperkirakan kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah akan mengalami perbaikan dari krisis global 2009 dengan pertumbuhan pendapatan (GDP) yang naik dari 3,3 persen di tahun 2010 menjadi 4,3 persen untuk tahun 2011.
"Perkiraan-perkiraan kami menunjukkan bahwa dampak untuk tiap negara, contohnya Mesir dan Tunisia, dapat berupa penurunan 3 persen" dari pertumbuhan GDP mereka, kata Lin kepada wartawan dalam jumpa pers laporan terkait konflik dan pembangunan.
"Untuk kawasan, negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, dampaknya bisa berupa penurunan 2,4 persen," katanya.
(Uu.E012/H-AK)
Justin Lin, ekonom senior Bank Dunia, mengatakan bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ekonom negara pemberi pijaman untuk pembangunan, hasil ekonomi dari Timur Tengah dan Afrika Utara telah dihabiskan untuk membiayai gelombang anti-pemerintah belakangan ini.
Untuk prediksi ekonomi Januari, Bank Dunia memperkirakan kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah akan mengalami perbaikan dari krisis global 2009 dengan pertumbuhan pendapatan (GDP) yang naik dari 3,3 persen di tahun 2010 menjadi 4,3 persen untuk tahun 2011.
"Perkiraan-perkiraan kami menunjukkan bahwa dampak untuk tiap negara, contohnya Mesir dan Tunisia, dapat berupa penurunan 3 persen" dari pertumbuhan GDP mereka, kata Lin kepada wartawan dalam jumpa pers laporan terkait konflik dan pembangunan.
"Untuk kawasan, negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara, dampaknya bisa berupa penurunan 2,4 persen," katanya.
(Uu.E012/H-AK)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: