Jakarta (ANTARA) - Pemerintah memproyeksikan industri hilir minyak dan gas bumi (migas) akan terus meningkat setiap tahun seiring perkembangan industri migas di Indonesia.

"Investasi hilir migas akan terus tumbuh hingga tahun 2024. Ini tentunya menjadi peluang bagi stakeholder migas untuk terlibat di hilir migas," kata Koordinator Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Muhidin dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Minggu.

Pemerintah memperkirakan investasi hilir migas tahun 2021 sebesar 4,4 miliar dolar AS dan tahun 2022 mencapai 9,181 miliar dolar AS. Kemudian, investasi tahun 2023 diperkirakan 11,22 miliar dolar AS dan investasi pada 2024 mencapai 10,77 miliar dolar AS.

Muhidin menyampaikan realisasi investasi hilir migas hingga kuartal ketiga tahun ini masih didominasi oleh bidang pengangkutan migas sebesar 1,176 miliar dolar AS. Selanjutnya investasi di bidang pengolahan, penyimpanan dan niaga.

Sejumlah proyek hilir migas yang menjanjikan, antara lain proyek kilang minyak dan petrokimia yang saat ini sedang berjalan dan diharapkan rampung mulai 2022 hingga 2027 mendatang.

Investasi lima proyek peningkatan kapasitas kilang eksisting dan satu kilang minyak baru diperkirakan 43 miliar dolar AS. Total kapasitas setelah seluruh proyek tersebut on stream sebesar 1,4 juta barel per hari dan produksi produk BBM menjadi 1,2 juta barel per hari.

"Kilang-kilang minyak ini nantinya akan menghasilkan produk BBM yang ramah lingkungan standar EURO V. Saat ini dari kilang yang ada, BBM yang diproduksi standar EURO II," jelas Muhidin.

Pemerintah juga sedang mengkaji pemanfaatan dimetil eter sebagai substitusi elpiji yang saat ini mayoritas masih impor. Produk dimetil eter akan dimanfaatkan untuk wilayah Sumatera.

Proyek lainnya adalah pemanfaatan biodiesel 30 persen untuk menekan impor BBM. Implementasi untuk tahun ini telah ditetapkan 20 Badan Usaha BBM dan 22 Badan Usaha BBN dengan alokasi FAME sebesar 9,2 juta kiloliter dengan titik serah sebanyak 82 titik.

Mandatori biodiesel 30 persen ini diperkirakan menghemat uang negara sebesar 2,98 miliar dolar AS.

Pemerintah juga terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi melalui pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga.

Sepanjang 2020, pemerintah telah membangun 696.011 sambungan rumah dengan 76,9 persen atau 535.555 sambungan rumah itu dibangun melalui dana APBN yang tersebar di 17 provinsi, 53 kabupaten/kota.

Selain itu, pemerintah telah menugaskan PLN dan Pertamina untuk mengkonversi penggunaan BBM menjadi gas alam untuk pembangkit listrik di 52 lokasi pembangkit milik PLN.

Baca juga: SKK Migas: Kejar produksi 1 juta barel butuh investasi besar
Baca juga: SKK Migas: Tiga proyek migas Rp946 miliar rampung pada Agustus
Baca juga: SKK Migas bidik investasi lewat konvensi internasional minyak dan gas