Dewan Eksekutif OCA sepakat AIMAG Thailand bergulir pada November 2023
21 November 2021 11:09 WIB
Arsip foto - Dua petarung bela diri dari Rusia, Balerya (kanan) dan Anna (kiri) memperagakan bela diri asli Rusia, Sambo, pada ajang Martial Arts Festival rangkaian dari kegiatan The 6th TAFISA World Sport for All Games 2016 di Taman Lumba-Lumba, Ancol, Jakarta, Jumat (7/10). Tafisa Games 2016 menggelar lebih dari 20 agenda acara pertandingan, demonstrasi, festival, dan ekshibisi pada hari kedua perhelatan. Media Center TAFISA/ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/kye.
Jakarta (ANTARA) - Dewan Eksekutif Dewan Olimpiade Asia (OCA) secara resmi menyetujui proposal pengajuan tanggal terbaru dari penyelenggara Asian Indoor and Martial Arts Games (AIMAG) di Bangkok dan Chonburi, Thailand, yakni pada 17-26 November 2023.
Dilansir dari situs resmi OCA, Minggu, jadwal terbaru dari AIMAG edisi ke-enam ini disepakati dalam pertemuan Dewan Eksekutif OCA ke-76 di Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (20/11).
AIMAG di Thailand telah tiga kali mengalami perubahan tanggal. Semula, ajang empat tahunan ini diagendakan bergulir di Thailand pada 21-30 Mei 2021. Kemudian penyelenggara sempat mengubahnya menjadi 10-19 Maret 2022.
Namun karena kondisi pandemi COVID-19 yang tak kunjung membaik di Negeri Gajah Putih, akhirnya AIMAG VI terpaksa mundur hingga 2023.
Baca juga: AIMAG ditunda, Indonesia disibukkan dengan empat agenda pada 2022
Wakil Presiden OCA Dato Seri Chaiyapak Siriwat mengatakan keputusan memindahkan jadwal ke 2023 bukan keputusan yang mudah.
"Tetapi Thailand sangat ingin dan bersemangat untuk menjadi tuan rumah acara olahraga besar, dan kami berharap dapat menyambut Anda semua pada tahun 2023,” kata Siriwat seperti dilansir situs resmi OCA, Minggu.
Sementara itu, sebelumnya Sekretaris Jendereal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono mengatakan dengan adanya penundaan AIMAG, maka Indonesia akan fokus pada empat agenda multievent internasional pada 2022.
Mulai dari SEA Games Hanoi (Mei), Islamic Solidarity Games Konya (9-18 Agustus), Asian Games Hangzhou (10-25 September) dan Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember).
KOI akan fokus melakukan pemetaan komposisi kontingen hingga penentuan anggaran. Namun dia mengatakan itu masih menunggu olah data serta proyeksi dari Komisi Sport Development KOI, termasuk yang berkaitan dengan jumlah atlet dan cabang olahraga yang diikuti.
"Mereka bekerja dengan acuan DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) yang telah menjadi payung hukum. Kami berharap multi event 2022 bisa menjadi ajang untuk mematangkan atlet sehingga target-target Indonesia di Olimpiade bisa tercapai,” kata Ferry beberapa waktu lalu.
Baca juga: OCA kembali tunda AIMAG edisi ke-6 di Thailand hingga 2023
Dilansir dari situs resmi OCA, Minggu, jadwal terbaru dari AIMAG edisi ke-enam ini disepakati dalam pertemuan Dewan Eksekutif OCA ke-76 di Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu (20/11).
AIMAG di Thailand telah tiga kali mengalami perubahan tanggal. Semula, ajang empat tahunan ini diagendakan bergulir di Thailand pada 21-30 Mei 2021. Kemudian penyelenggara sempat mengubahnya menjadi 10-19 Maret 2022.
Namun karena kondisi pandemi COVID-19 yang tak kunjung membaik di Negeri Gajah Putih, akhirnya AIMAG VI terpaksa mundur hingga 2023.
Baca juga: AIMAG ditunda, Indonesia disibukkan dengan empat agenda pada 2022
Wakil Presiden OCA Dato Seri Chaiyapak Siriwat mengatakan keputusan memindahkan jadwal ke 2023 bukan keputusan yang mudah.
"Tetapi Thailand sangat ingin dan bersemangat untuk menjadi tuan rumah acara olahraga besar, dan kami berharap dapat menyambut Anda semua pada tahun 2023,” kata Siriwat seperti dilansir situs resmi OCA, Minggu.
Sementara itu, sebelumnya Sekretaris Jendereal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono mengatakan dengan adanya penundaan AIMAG, maka Indonesia akan fokus pada empat agenda multievent internasional pada 2022.
Mulai dari SEA Games Hanoi (Mei), Islamic Solidarity Games Konya (9-18 Agustus), Asian Games Hangzhou (10-25 September) dan Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember).
KOI akan fokus melakukan pemetaan komposisi kontingen hingga penentuan anggaran. Namun dia mengatakan itu masih menunggu olah data serta proyeksi dari Komisi Sport Development KOI, termasuk yang berkaitan dengan jumlah atlet dan cabang olahraga yang diikuti.
"Mereka bekerja dengan acuan DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) yang telah menjadi payung hukum. Kami berharap multi event 2022 bisa menjadi ajang untuk mematangkan atlet sehingga target-target Indonesia di Olimpiade bisa tercapai,” kata Ferry beberapa waktu lalu.
Baca juga: OCA kembali tunda AIMAG edisi ke-6 di Thailand hingga 2023
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021
Tags: