Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana Harian Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan Roy BB Janis mengatakan, daripada menyederhanakan jumlah partai politik, lebih baik menyederhanakan fraksi menjadi tiga bagian di gedung DPR RI.

"Mau ada 50 partaipun tidak apa-apa di DPR. Tapi sistem fraksinya yang mesti diperbaiki. Sekarang ini kan 9 partai, 9 fraksi. Coba dibuat sederhana, 3 fraksi misalnya, fraksi pemerintah, fraksi oposisi dan fraksi partai tengah. Fraksi di DPR yang disederhanakan, bukan partai politiknya," kata Roy dalam keterangan persnya di DPP PDP, Jakarta, Minggu.

Mantan politisi PDIP itu menambahkan, penentuan PT itu tidak hanya mematikan partai-partai kecil, tapi juga membunuh demokrasi yang sudah berkembang dengan baik.

"Itu namanya demokrasi gampang-gampangan saja. Gak bisa. Suara sekecil apapun harus dihargai. Tidak bisa partai kecil bergabung begitu saja. Itu tidak bisa begitu. Dulu kita merdeka tidak begitu. Tidak bisa digeneralisir dan disuruh bergabung kayak matematika. Berdemokrasi itu bukan bermatematika," kata dia.

Menurut dia, usulan dari partai-partai di gedung DPR RI soal Parliementary Threshold (PT) atau ambang batas untuk bisa duduk di gedung DPR RI adalah "permainan" licik dari partai-partai besar untuk memudahkan meraup suara pada Pemilu 2014, terutama partai-partai besar.

"Parliementary Threshold itu sendiri kan hanya akal-akalan partai besar saja untuk meraih suara di pemilu mendatang," kata Roy.

Roy menyebutkan, indikasi akal-akalan tersebut bisa dilihat dari usulan PT yang dipasang oleh Partai Golkar sebesar 7 persen. Ia mengatakan, usulan tersebut karena Golkar ingin mematikan mematikan Hanura dan Gerindra. Begitu juga dengan Demokrat yang mengusulkan 4 persen, sebab Demokrat juga ingin mematikan partai pendukungnya. Partai Kebangkitan Bangsa yang mengusulkan 3 persen, PKB tak akan mampu mencapai lebih dari 3 persen.

"Itu ada logika-logika yang melatarbelakangi itu. Jadi ada interest masing-masing. Yang ada kepentingan partai-partai saja yang menyesuaikan dengan target-target perolehan suara pemilu mendatang. Jadi tidak ada yang serius tujuannya," kata Roy.

Ia juga menyatakan, alasan penyederhanaan partai dengan mengusulkan angka PT dikarenakan rakyat sudah muak dengan partai politik, menurut Roy, alasan tersebut sengaja dibuat-buat oleh politisi di Senayan.

"Rakyat dianggap marah. Padahal rakyat marahnya dengan partai-partai besar. Itu logika-logika yang banyak dibikin terbalik dan mengklaim rakyat itu marah pada partai-partai besar yang ada, PDIP, Golkar, Demokrat. Padahal mereka ingin untung sendiri," ujar dia.(*)
(Zul/R009)