Tenis
WTA siap tarik turnamennya dari China terkait nasib Peng Shuai
19 November 2021 10:14 WIB
Arsip Foto - Petenis China Peng Shuai beraksi saat menghadapi Nao Hibino asal Jepang pada laga putaran pertama Australian Open 2020 di Melbourne Park, Melbourne, Australia, pada Selasa (21/1/2020). ANTARA/REUTERS/Kim Hong-Ji/am.
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Tenis Putri (WTA) siap menarik turnamennya dari China jika mereka tidak puas dengan tanggapan mengenai tuduhan kekerasan seksual yang dibuat oleh mantan pemain ganda nomor satu dunia Peng Shuai, kata kepala eksekutif Steve Simon kepada media AS.
Peng tidak terlihat di depan umum sejak ia menuduh mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli, melakukan kekerasan seksual dalam postingan media sosial yang dihapus setengah jam kemudian.
Baik Zhang maupun pemerintah China tidak memberi komentar terhadap tuduhan Peng dan diskusi mengenai topik ini telah diblokir di internet China yang sangat disensor.
Baca juga: China bungkam terkait hilangnya bintang tenis Peng Shuai
Kekhawatiran di antara komunitas tenis global dan sekitarnya telah berkembang terkait keselamatan dan keberadaan Peng sejak tuduhannya. WTA menyerukan penyelidikan dan petenis top dunia mencuit #WhereIsPengShuai. Simon menaikkan taruhannya secara signifikan pada Kamis ketika dia mengatakan kepada berbagai media AS bahwa tur tersebut akan mempertimbangkan untuk menarik turnamen senilai puluhan juta dolar dari China.
"Kami pasti bersedia menarik bisnis kami dan menangani semua komplikasi yang menyertainya," kata Simon kepada CNN dalam sebuah wawancara yang dikutip Reuters.
"Karena ini jelas, ini lebih besar dari bisnis. Perempuan perlu dihormati dan tidak disensor."
China telah menjadi fokus ekspansi agresif WTA selama dekade terakhir dan menjadi tuan rumah sembilan turnamen pada musim 2019 - yang terakhir sebelum terganggu oleh pandemi COVID-19 - dengan total hadiah uang 30,4 juta dolar AS yang ditawarkan.
Simon pada Rabu meragukan keaslian email yang konon dari Peng dan bocor ke media pemerintah China, di mana pemain berusia 35 tahun itu dikatakan menyangkal tuduhan penyerangan seksual.
Baca juga: Ketua WTA ragukan email yang dikirim oleh Peng Shuai
Baca juga: WTA sebut email "baik-baik saja" Peng Shuai justru mengkhawatirkan
Petenis hebat Serena Williams dan Billie Jean King pada Kamis menambahkan suara mereka ke suara bersama yang berkembang dari para petenis dan tokoh olahraga lainnya yang menyerukan penyelidikan independen.
"Ini harus diselidiki dan kita tidak boleh tinggal diam," tulis petenis Amerika Williams di media sosial. "Mengirim cinta untuknya dan keluarganya selama masa yang sangat sulit ini."
Persatuan Pemain Tenis Profesional (PTPA), badan baru yang mewakili pemain yang dibentuk oleh petenis putra nomor satu dunia Novak Djokovic dan Vasek Pospisil, mengatakan para pemain harus siap mengambil tindakan jika keselamatan Peng tidak dapat dipastikan.
"PTPA mengadvokasi bukti independen yang mengkonfirmasi keamanan dan lokasi pemain WTA, Peng Shuai," kata badan itu dalam sebuah pernyataan.
"Kita harus bersatu dan bersedia mengambil tindakan, kecuali ada bukti kuat yang diberikan kepada dunia tentang kesejahteraan Peng."
Baca juga: Osaka khawatirkan petenis China hilang setelah adukan pelecehan seks
Baca juga: WTA minta China selidiki tuduhan penyerangan seksual oleh Peng
Peng tidak terlihat di depan umum sejak ia menuduh mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli, melakukan kekerasan seksual dalam postingan media sosial yang dihapus setengah jam kemudian.
Baik Zhang maupun pemerintah China tidak memberi komentar terhadap tuduhan Peng dan diskusi mengenai topik ini telah diblokir di internet China yang sangat disensor.
Baca juga: China bungkam terkait hilangnya bintang tenis Peng Shuai
Kekhawatiran di antara komunitas tenis global dan sekitarnya telah berkembang terkait keselamatan dan keberadaan Peng sejak tuduhannya. WTA menyerukan penyelidikan dan petenis top dunia mencuit #WhereIsPengShuai. Simon menaikkan taruhannya secara signifikan pada Kamis ketika dia mengatakan kepada berbagai media AS bahwa tur tersebut akan mempertimbangkan untuk menarik turnamen senilai puluhan juta dolar dari China.
"Kami pasti bersedia menarik bisnis kami dan menangani semua komplikasi yang menyertainya," kata Simon kepada CNN dalam sebuah wawancara yang dikutip Reuters.
"Karena ini jelas, ini lebih besar dari bisnis. Perempuan perlu dihormati dan tidak disensor."
China telah menjadi fokus ekspansi agresif WTA selama dekade terakhir dan menjadi tuan rumah sembilan turnamen pada musim 2019 - yang terakhir sebelum terganggu oleh pandemi COVID-19 - dengan total hadiah uang 30,4 juta dolar AS yang ditawarkan.
Simon pada Rabu meragukan keaslian email yang konon dari Peng dan bocor ke media pemerintah China, di mana pemain berusia 35 tahun itu dikatakan menyangkal tuduhan penyerangan seksual.
Baca juga: Ketua WTA ragukan email yang dikirim oleh Peng Shuai
Baca juga: WTA sebut email "baik-baik saja" Peng Shuai justru mengkhawatirkan
Petenis hebat Serena Williams dan Billie Jean King pada Kamis menambahkan suara mereka ke suara bersama yang berkembang dari para petenis dan tokoh olahraga lainnya yang menyerukan penyelidikan independen.
"Ini harus diselidiki dan kita tidak boleh tinggal diam," tulis petenis Amerika Williams di media sosial. "Mengirim cinta untuknya dan keluarganya selama masa yang sangat sulit ini."
Persatuan Pemain Tenis Profesional (PTPA), badan baru yang mewakili pemain yang dibentuk oleh petenis putra nomor satu dunia Novak Djokovic dan Vasek Pospisil, mengatakan para pemain harus siap mengambil tindakan jika keselamatan Peng tidak dapat dipastikan.
"PTPA mengadvokasi bukti independen yang mengkonfirmasi keamanan dan lokasi pemain WTA, Peng Shuai," kata badan itu dalam sebuah pernyataan.
"Kita harus bersatu dan bersedia mengambil tindakan, kecuali ada bukti kuat yang diberikan kepada dunia tentang kesejahteraan Peng."
Baca juga: Osaka khawatirkan petenis China hilang setelah adukan pelecehan seks
Baca juga: WTA minta China selidiki tuduhan penyerangan seksual oleh Peng
Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021
Tags: