London (ANTARA News) - Keindahan desain dan motif serta kualitas pakaian batik Pekalongan koleksi perancang Afif Syakur mengundang decak kagum 450 undangan yang hadir pada acara "Peragaan Busana Batik" , yang diadakan di Hotel Divani Caravel, Athena, Kamis siang.

Acara ini dipadukan dengan Konser Angklung Interaktif yang dibawakan dengan memikat oleh lima musisi yang sengaja didatangkan dari kota Bandung, ujar ujar Sekretaris Pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada ANTARA London, Jumat.

Kedua pagelaran akbar diadakan mengawali musim semi ini, mendapat dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia kepada KBRI di Athena dengan hadirnya istri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Ny Triesna Wacik, serta Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kembudpar, dan Ny DR. Sapta Nirwandar.

Sementara itu dari pihak pemerintah Yunani hadir para pejabat pemerintah, isteri pejabat dari Kementerian Luar Negeri Yunani, Dubes dan isteri, kalangan korps diplomatik di Athena, anggota Women International Club Athena, perancang busana terkemuka di Yunani dan warga Yunani pencinta Indonesia.

Dubes RI untuk Republik Yunani, Ahmad Rusdi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari dua Perjanjian Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Yunani di bidang Budaya dan Pariwisata yang ditandatangani pada tahun 2004 dan 2008.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Batik dan Angklung, yang ditetapkan UNESCO masuk dalam Daftar Representatif Budaya Non Benda Warisan Manusia pada tahun 2009 dan 2010 lalu.

Dubes mengharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat terhadap kekayaan budaya Indonesia, selain meningkatkan people-to-people contact antara warga kedua negara.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia yang memungkinkan terselenggaranya acara pagelaran spektakuler ini.

Sementara itu, Dirjen Pemasaran Pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, DR. Sapta Nirwandar mengatakan peragaan busana bertujuan tidak saja mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia, tetapi juga menyukseskan Tahun Kunjungan Indonesia 2011.

Kegiatan ini diharapkan berdampak nyata bagi upaya Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara yang ditargetkan sebesar tujuh juta pada tahun 2011.

Perancang busana Batik Indonesia terkemuka, Afif Syakur, membuat debut pertamanya di Athena dengan mengusung tema "Batik: Dari Warisan Budaya Menuju Seni Modern".

Perancang kelahiran Pekalongan ini hadir dengan ciri khasnya yaitu menggunakan materi batik yang diterjemahkan dalam desain modern dengan palet warna beraksen kuat dan gelap.

Bandul etnik dan manik dipilih sebagai salah satu ornamen penghias, semakin mempercantik bahan sutra, viscos dan tafera yang ada.

Sebanyak 33 karya busana koleksi terkini ditampilkan dalam tiga sesi. Sesi pertama mempersembahkan koleksi pareo, blus dan selendang, dilanjutkan dengan busana siap pakai di sesi kedua dan sebagai puncaknya adalah tampilan gaun malam/pesta yang elegan.

Pragawati Indonesia yang dipadukan dengan delapan model asal Yunani dengan luwes dan anggun membawakan koleksi baju batik, seakan menghipnotis seluruh undangan yang hadir dalam perhelatan akbar ini.

Kehadiran model Yunani telah memberikan warna pada acara ini karena membuktikan bahwa Batik tidak hanya pantas dipakai oleh orang Indonesia tapi juga warga negara lain, khususnya Yunani.


Senandung Tari

Peragaan busana yang dikemas dengan apik, diselingi dengan penampilan tari berjudul "Senandung Tari" oleh Puri, Lisa, Candra dan Hari yang sengaja didatangkan oleh Kembudpar dari Yogyakarta menyiratkan transformasi Batik dari karya seni tradisional menuju haute couture.

Para hadirin yang sebagian besar terdiri dari kalangan perempuan sangat mengagumi tampilan karya Batik Indonesia terbukti dari sambutan meriah yang diberikan kepada perancang Afif Syakur di akhir peragaan.

Selain peragaan busana rancangannya, Afif Syakur, pengrajin batik generasi keempat asal kota Pekalongan, memanjakan mata para pengunjung melalui pameran sembilan belas buah kain batik antik koleksi pribadi yang berasal dari berbagai pelosok Indonesia seperti Madura, Tuban, Kudus, Demak, Lasem, Jogjakarta, Solo dan Pekalongan.

Pameran digelar di lobi ruang Olympia berdampingan dengan gerai koleksi busana batik yang dapat dibeli pengunjung serta stand demonstrasi membatik secara langsung yang diperagakan Kusnan, pengrajin asal Wiradesa Pekalongan.

Keseluruhan pameran dan demonstrasi batik tersebut dapat dinikmati oleh undangan yang membludak baik sebelum dan seusai acara.

Untuk memberi kesan dan nuansa Indonesia, lobi ruang Olympia dipadupadankan dengan berbagai barang dekorasi koleksi KBRI Athena seperti gamelan, wayang golek, keris, payung Bali, topeng tradisional dari Jawa, ukiran Bali, permainan tradisional congklak, serta patung Garuda Jatayu.

Sementara itu, penampilan lima musisi angklung dari kota Priangan, Jawa Barat, tempat lahirnya angklung, mengisi paruh terakhir pagelaran budaya Indonesia di Athena.

Lagu-lagu rakyat Yunani seperti Dinata-Dinata, Zerbas dan S'agapou S'agapou, diaransemen dengan apik dan dimainkan secara kompak oleh anggota Ikakresindo sehingga mengundang tepuk tangan meriah dari para hadirin.

Para undangan terkagum-kagum mendengarkan persembahan lagu-lagu Yunani yang terkenal dapat dimainkan menggunakan angklung. Mereka, tanpa dikomando, bahkan ikut serta menyanyikan bersama.

Suasana semakin menghangat ketika para hadirin, satu persatu menerima instrumen musik bambu dan memulai sesi angklung interaktif yang dipandu oleh Ika Widianingsih.


Angklung Interaktif

Para undangan diajarkan memainkan angklung dengan benar sehingga hanya dalam waktu singkat secara bersama-sama mereka dapat memainkan lagu Bangawan Solo dan Tender Love.

Dalam kesempatan ini terbukti bahwa Angklung merupakan media yang komunikatif dan efektif untuk membangun persahabatan antar-bangsa yang tidak membedakan usia, ras dan agama.

Kelanjutan dari acara yang dilangsungkan di salah satu hotel Bintang Lima di kota Athena ini, adalah penarikan lucky draws dengan hadiah empat tiket pesawat terbang pulang pergi Athena-Bali khusus bagi undangan asing yang memenangkan lucky draw ini.

Di samping itu, perancang Afif Syakur menyediakan tiga hadiah berupa koleksi batik ekslusif yang diberikan langsung oleh perwakilan dari Kembudpar. Dua orang tamu Christina Kyrou Chaziathanasia dan Marie Blanche Sarika merasa beruntung mendapatkan keempat tiket tersebut berniat untuk segera menggunakannya.

Acara yang berdurasi selama dua jam ini diakhiri dengan jamuan santap siang bersama, berupa kuliner khas Indonesia yang disajikan berupa menu Indonesia seperti ayam woku, sate ikan lilit, gado-gado dan nasi goreng yang disiapkan oleh Darma Wanita Persatuan KBRI Athena bekerja sama dengan pihak hotel, berhasil menggugah selera makan para undangan.

Selama menyantap makan siang, para hadirin dihibur dengan penampilan tari Yapong dan Saman yang dibawakan delapan orang penari warga Negara Indonesia yang tinggal di Yunani, merupakan binaan Fungsi Pensosbud KBRI Athena.

Secara keseluruhan para tamu yang hadir mengungkapkan kepuasan mereka atas terselenggaranya malam budaya Indonesia tersebut, bahkan banyak dari mereka yang menanyakan jadwal kegiatan budaya yang akan dilakukan KBRI berikutnya.

Kegiatan ini juga telah menarik minat para undangan untuk mengetahui lebih jauh mengenai Indonesia dengan menyatakan keinginan untuk berkunjung langsung ke Indonesia.

Acara peragaan busana batik dan angklung interaktif mendapat liputan dari kalangan media di Athena. Tercatat stasiun TV setempat mengirimkan kru untuk meliput gelar akbar ini yang merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Batik Diplomacy Indonesia di Athena.

Sebelum acara tersebut, KBRI atas dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengelar kegiatan seminar dan workshop batik bagi mahasiswa bekerja sama dengan Athens School of Fine Art dan anggota Women International Club Athena dalam program "Meet My Country" diadakan di Wisma Duta.

Kegembiraan dan kekaguman undangan terlihat dari anggukan kepala dan senyuman yang tersungging tiada henti sembari mengungkapan kekaguman kata-kata amazing, wonderfull dan efkaristo (terima kasih) saat pamitan sambil menenteng angklung sebagai souvenir. (ZG/K004)