Bandung (ANTARA) - Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyampaikan industri pengolahan susu memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Tanah Air, mengingat kebutuhan pasar domestik yang kian meningkat.

“Industri pengolahan susu ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Tanah Air. Bahkan, dinilai mampu menumbuhkan wirausaha industri baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para peternak sapi perah lokal,” kata Putu pada workshop bertajuk "Industri Agro bersama Media Mendorong Program Kemitraan Industri Pengolahan Susu" di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Putu menegaskan Kemenperin fokus untuk meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu. Langkah strategis yang akan ditempuh adalah mendorong tumbuhnya industri pakan hijauan.

“Pakan ternak ini sebagai critical point dalam meningkatkan produksi susu segar,” ujarnya.

Oleh karena itu Ditjen Industri Agro akan melakukan program integrasi antara koperasi peternak sapi lokal sebagai pemasok bahan baku susu segar dengan industri pakan hijauan.

Baca juga: Kemenperin apresiasi IPS jalin mitra dengan koperasi peternak

“Pakan ternak yang perlu digenjot kuantitas dan kualitasnya adalah jenis ruminansia, yang terdiri dari pakan hijauan, konsentrat, vitamin dan mineral sebagai suplemen,” jelasnya.

Pakan ternak hijauan yang biasa digunakan sebagai pakan pada usaha peternakan rakyat di pedesaan adalah rumput lapangan dan hasil samping pertanian, serta beberapa rumput introduksi sebagai rumput unggulan.

“Ruminansia ini untuk seratnya, sedangkan protein diperoleh dari leguminosa atau tanaman polong-polongan. Langkah ini mulai berkembang di Indonesia,” imbuhnya.

Putu optimistis upaya tersebut dapat mendorong program substitusi impor. Upaya ini akan diwujudkan melalui pengembangan dan penguatan program kemitraan yang saling menguntungkan antara industri pengolahan susu dengan koperasi atau peternak sapi perah lokal.

Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro mengaku perusahaannya merasakan manfaat besar dengan adanya program kemitraan dengan koperasi peternak sapi perah lokal, sehingga menjaga pasokan bahan baku susu segar bagi industri pengolahan susu.

Baca juga: Kemenperin lakukan intervensi, dongkrak suplai bahan baku susu

“Industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor yang memiliki resiliensi yang tinggi, khususnya di tengah dampak pandemi. Kami juga melihat Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan industri pengolahan susu,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Seluruh Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi menyatakan adanya dairy village merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi koperasi susu segar.

“Karena kami ingin punya sebuah peternakan yang dikelola secara modern, dengan kepemilikan dari para peternak lokal,” tuturnya.

Menurut Dedi, dairy village punya peran multifungsi. Selain sebagai bisnis, karena dapat menghasilkan keuntungan yang besar, juga berfungsi sebagai “sekolah” bagi para peternak sapi perah lokal dalam meningkatkan produksinya.

“Kami berharap dairy village ini bisa direplikasi karena menjanjikan. Kami juga berterima kasih kepada Kemenperin terhadap fasilitas yang telah diberikan,” ujarnya.

Baca juga: Kemenperin usulkan insentif untuk industri pengolahan susu