Anggota DPRD DKI: booster diberikan setelah vaksinasi lengkap usai
18 November 2021 18:08 WIB
Warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Gelanggang Remaja Kecamatan Matraman, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Kementerian Kesehatan mencatat cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia telah melampaui target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekurang-kurangnya 40 persen populasi pada akhir 2021. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah mengatakan booster vaksin COVID-19 dibutuhkan di Jakarta, tapi diberikan setelah vaksinasi secara lengkap sudah terlaksana 100 persen.
"Saya kira pemberian vaksin harus merata dulu di seluruh Indonesia, tapi untuk Jakarta karena padat penduduk dan aktifitas tinggi, maka booster vaksin diperlukan jika target vaksin dosis pertama dan kedua sudah terlaksana," kata Ima Mahdiah saat dihubungi melalui telepon selulernya, di Jakarta, Kamis.
Menurut Ima, saat ini terjadi penumpukan vaksin di Puskesmas untuk vaksinasi dosis kedua, banyaknya pihak yang menggelar vaksinasi dosis pertamanya saja, tapi dosis keduanya belum dilaksanakan.
"Makannya terjadi penumpukan vaksin. Karena itu, vaksinasi dosis kedua juga harus dipercepat, minimal sampai 90 persen, sebelum melakukan penyuntikan booster vaksin," ucapnya.
Kejar target untuk vaksinasi dosis kedua ini, kata Ima, harus dilakukan, karena fasilitas kesehatan yang melayani penyuntikan vaksin seperti Puskesmas, terjadi antrean, sementara pendafaran daring melalui aplikasi JAKI juga penuh.
"Kita harus fokus vaksin dosis kedua, targetkan 100 persen, minimal 90 persen lah. Jika sudah tercapai target vaksinasi dosis kedua, baru booster bisa dilakukan," tutur Ima.
Realisasi vaksinasi di Jakarta, berdasarkan data Dinas Kesehatan pada Rabu (17/11), untuk vaksinasi program, total dosis pertama sebanyak 11.025.452 orang (123,3 persen dari warga di Jakarta), dengan proporsi 67 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 33 persen warga KTP Non DKI.
Sedangkan total vaksin dosis kedua, kini mencapai 8.764.680 orang (98 persen dari warga Jakarta), dengan proporsi 70 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 30 persen warga KTP Non DKI.
Baca juga: Menkes: Pelaksanaan booster perlu pertimbangkan kesetaraan duniaBaca juga: Satuan tugas COVID-19: Vaksin booster belum untuk guru
"Saya kira pemberian vaksin harus merata dulu di seluruh Indonesia, tapi untuk Jakarta karena padat penduduk dan aktifitas tinggi, maka booster vaksin diperlukan jika target vaksin dosis pertama dan kedua sudah terlaksana," kata Ima Mahdiah saat dihubungi melalui telepon selulernya, di Jakarta, Kamis.
Menurut Ima, saat ini terjadi penumpukan vaksin di Puskesmas untuk vaksinasi dosis kedua, banyaknya pihak yang menggelar vaksinasi dosis pertamanya saja, tapi dosis keduanya belum dilaksanakan.
"Makannya terjadi penumpukan vaksin. Karena itu, vaksinasi dosis kedua juga harus dipercepat, minimal sampai 90 persen, sebelum melakukan penyuntikan booster vaksin," ucapnya.
Kejar target untuk vaksinasi dosis kedua ini, kata Ima, harus dilakukan, karena fasilitas kesehatan yang melayani penyuntikan vaksin seperti Puskesmas, terjadi antrean, sementara pendafaran daring melalui aplikasi JAKI juga penuh.
"Kita harus fokus vaksin dosis kedua, targetkan 100 persen, minimal 90 persen lah. Jika sudah tercapai target vaksinasi dosis kedua, baru booster bisa dilakukan," tutur Ima.
Realisasi vaksinasi di Jakarta, berdasarkan data Dinas Kesehatan pada Rabu (17/11), untuk vaksinasi program, total dosis pertama sebanyak 11.025.452 orang (123,3 persen dari warga di Jakarta), dengan proporsi 67 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 33 persen warga KTP Non DKI.
Sedangkan total vaksin dosis kedua, kini mencapai 8.764.680 orang (98 persen dari warga Jakarta), dengan proporsi 70 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 30 persen warga KTP Non DKI.
Baca juga: Menkes: Pelaksanaan booster perlu pertimbangkan kesetaraan duniaBaca juga: Satuan tugas COVID-19: Vaksin booster belum untuk guru
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Riza Harahap
Copyright © ANTARA 2021
Tags: