Jakarta (ANTARA) - Pameran World Press Photo 2021, yang menampilkan jurnalisme visual terbaik diselenggarakan di Erasmus Huis Jakarta pada Jumat, 19 November 2021 hingga 11 Desember 2021. Setelah itu, pameran ini akan digelar di Pendhapa Art Space Yogyakarta mulai 19 Desember 2021 hingga 9 Januari 2022.

“Erasmus Huis sangat senang menyambut Pameran World Press Photo 2021 ini di Indonesia. Setelah 1,5 tahun menggelar acara melalui e-rasmus huis, program budaya virtual, saya sangat senang mempersembahkan pameran ini secara langsung atau luar jaringan," kata Direktur Erasmus Huis Yolande Melsert dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis.

Penikmat foto Indonesia memiliki kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan kisah-kisah yang diceritakan di pameran ini, pertama di Jakarta dan setelah ini di Yogyakarta.

Pameran keliling dunia itu mempersembahkan pemenang kontes World Press Photo 2021. Foto-foto pemenang tersebut dibawa ke Indonesia atas dukungan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dan Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis.

Baca juga: "Suara Lantang" raih foto terbaik World Press Photo 2020

Baca juga: Hari ini, World Press Photo 2019 hingga festival sketsa Indonesia


World Press Photo merupakan salah satu pameran foto jurnalistik dan fotografi dokumenter paling terkenal di dunia. Foto jurnalistik memainkan peran yang semakin penting di dunia dimana foto-foto ini menunjukkan kepada manusia apa yang sedang terjadi dan mengingatkan manusia terhadap tanggung jawabnya.

“Belanda menganut hak atas ekspresi budaya sebagai unsur dari kebebasan berpendapat, yang merupakan prinsip yang patut diakui dan dipertahankan secara internasional. Dengan pameran ini, kami berharap dapat berkontribusi atas pertukaran ide dan dialog untuk mendukung kebebasan berekspresi," ujar Melsert.

Di Jakarta, pameran World Press Photo 2021 dibuka oleh budayawan Indonesia Goenawan Mohamad, yang mengatakan bahwa fotografi tidak bisa menjadi mesin yang sempurna. Terlepas dari keunggulan teknologi saat ini, fotografi tetap bergantung pada elemen manusia dalam pembuatannya.

"Dengan kata lain, fotografi tidak pernah menjadi representasi yang obyektif dari realitas. Namun, pameran ini adalah kesaksian dari simpati momen universal dengan dunia; kejutannya, cahaya terangnya, serta berita buruknya," ujar Goenawan.*

Baca juga: Foto-foto pemenang The World Press Photo dipamerkan di Jakarta

Baca juga: "World Press Photo" gelar pameran di Jakarta