Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan delapan BUMN berpotensi menyumbang investasi dalam bentuk belanja modal sebesar Rp555 triliun untuk pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

"Delapan BUMN saja sudah Rp555 triliun," katanya ketika ditemui di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Mustafa tidak menjelaskan secara rinci nama keenam BUMN yang menyumbang sebagian besar investasi MP3EI itu.

Dia hanya menyebutkan, keenam BUMN itu bergerak di berbagai bidang antara lain pembangunan, bandara, pelabuhan, telekomunikasi, pertanuan, semen, dan pupuk.

Pemerintah melibatkan 26 BUMN berpendapatan besar dalam pelaksanaan MP3EI.

Sebelumnya, Mustafa mengatakan, secara keseluruhan komitmen BUMN dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah sebesar Rp836 triliun.

Ke-26 BUMN besar yang akan terlibat dalam program itu adalah PT Pertamina, PT PLN, PT Telkom, Bank BRI, Bank Mandiri, PT Pusri, Bank BNI, Bulog, dan PGN.

Kemudian Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel, PT Semen Gresik, PT Jamsostek, PT Taspen, PT Antam, PT Timah, PT Bukit Asam, PT Askes, BTN, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Wijaya Karya, PT Adhi Karya, PTPN III, PTPN IV, Pegadaian, dan PT Kereta Api Indonesia.

Mustafa menjelaskan, Presiden Yudhoyono meminta BUMN yang masuk kategori besar dalam hal pendapatan itu ikut berperan karena mereka adalah perusahaan yang penting dalam pembangunan koridor ekonomi.

"Presiden minta harus difokuskan pada 26 BUMN besar yang nemiliki andil rata-rata 96 persen," katanya.

Hal itu tidak berarti pemerintah mengesampingkan BUMN yang tidak masuk kategori perusahaan besar.

Menurut dia, BUMN lain tetap memiliki fungsi antara lain fungsi kepeloporan, pemerataan, PSO dan lainnya.

Mustafa menjelaskan, pemerintah juga mengutamakan pembangunan di Indonesia bagian timur dalam melaksanakan program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi itu.

Dia berharap, tidak akan ada ketimpangan pembangunan di Indonesia bagian timur dan barat.

"Lebih diperhatikan lagi Indonesia bagian timur, terutama dalam sarana prasarana transportasi," katanya.

Mustafa menjelaskan, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia melibatkan komitmen BUMN sebesar Rp836 triliun untuk membangun sejumlah proyek di berbagai daerah di Indonesia.

Proyek itu diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 6,6 juta orang.(*)
(F008*D013/N002)