Meulaboh (ANTARA) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Anak (GeMPA) hingga Rabu malam masih bertahan di depan Kantor Bupati Aceh Barat, tepatnya di ruas Jalan Gajah Mada Meulaboh, setelah sebelumnya melakukan aksi di lokasi yang sama sejak siang hari.

Sebelumnya pada pagi menjelang siang, mahasiswa tersebut juga sempat melakukan aksi unjuk rasa ke Markas Polres Aceh Barat guna menuntut penyelesaian kasus dugaan pemerkosaan terhadap seorang anak di bawah umur di daerah itu.

“Aksi ini kami lakukan untuk menuntut sejumlah aspirasi yang sudah kami sampaikan pada 8 November pekan lalu,” kata koordinator aksi Alfarabi Harley di Meulaboh, Rabu jelang tengah malam.

Baca juga: Puluhan mahasiswa gelar unjuk rasa ke Polres Aceh Barat

Ia menjelaskan, ada sejumlah poin yang dituntut mahasiswa terkait aksi unjuk rasa tersebut, termasuk di antaranya seperti adanya evaluasi terhadap kinerja instansi pemerintah daerah di Aceh Barat.

Termasuk adanya jaminan dan menjamin ruang aman bagi para korban kekerasan seksual terhadap anak, atau memutakhirkan pelayanan yang ada pada
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Aceh Barat.

Menurut Alfarabi, mereka telah sejak Rabu pagi melakukan aksi unjuk rasa ke Polres Aceh Barat untuk mempertanyakan kejelasan proses hukum yang berkaitan dengan korban kekerasan seksual terhadap salah satu anak di Aceh Barat.

Kemudian mereka melanjutkan aksi ke kantor Bupati Aceh Barat untuk menyampaikan aspirasi yang sama, katanya.

Baca juga: Polisi selidiki kasus kematian dua ABK kapal batu bara di Aceh Barat