Bulu tangkis
Fadia kagumi semangat juang Ribka yang cedera
17 November 2021 22:52 WIB
Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Siti Fadia Ramadhanti tak didampingi Ribka Sugiarto dalam sesi konferensi pers karena mendapat penanganan medis akibat cedera saat bertanding di babak pertama Indonesia Masters 2021 di Bali, Rabu. (ANTARA/Roy Rosa Bachtiar)
Nusa Dua (ANTARA) - Meski terhenti di babak pertama Indonesia Masters 2021, pebulu tangkis ganda putri Siti Fadia Ramadhanti menaruh kekaguman pada pasangan mainnya yaitu Ribka Sugiarto yang tetap semangat berjuang meski menahan rasa sakit akibat cedera kaki.
Pada laga babak 32 besar turnamen Super 750 di Nusa Dua, Bali, Rabu, Fadia/Ribka harus mengakui keunggulan wakil Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai dalam laga rubber game 13-21, 21-15, 16-21.
Menurut penuturan Fadia, rekan mainnya itu mulai merasakan sakit di awal gim ketiga dan seketika itu pula tak bisa bermain maksimal karena mobilitas yang terganggu.
"Sebetulnya dia sudah merasa sakit di Paris (French Open) sebelum ketemu Malaysia. Waktu itu kami sudah disuruh berhenti main oleh pelatih dan disuruh pulang ke Indonesia. Tapi Ribka tetap ngotot mau main," kata Fadia menceritakan.
Baca juga: Semangat juang Fadia/Ribka tak kuasa hentikan Puttita/Sapsiree
Bagi Ribka, selama masih bisa berdiri maka wajib baginya untuk terus berjuang dan bertanding, demikian Fadia menceritakan pasangannya itu.
Fadia pun tahu betul bahwa Ribka punya karakter yang berkemauan keras dan tetap memegang prinsip.
Semangat yang sangat besar dari Ribka ini pun secara langsung membuat Fadia termotivasi untuk membentuk karakter pantang menyerah dan ingin terus berjuang bersama rekannya.
"Dari sifatnya itu, dia juga ingin menunjukkan bahwa dia punya daya juang. Apalagi kan setelah satu tahun tidak ada turnamen, jadi makin termotivasi untuk bertanding," katanya.
Selain terinspirasi dari sifat Ribka, Fadia yang merupakan teman sekamar di asrama Pelatnas PBSI itu juga mengakui kehebatan Ribka dalam urusan dropshot yang sangat sulit dihadang.
"Dropshotnya Ribka memang keren, saya kagum dengan pukulannya. Kalau latihan dan sparing lawan dia, saya masih sering tidak bisa menghalau padahal sudah hafal dengan tekniknya," pungkasnya.
Baca juga: Kurang sabar jadi faktor kekalahan Gregoria di babak pertama
Baca juga: Tampil mengecewakan, Praveen/Melati tersingkir dari Indonesia Masters
Baca juga: Komunikasi yang baik bawa Hafiz/Gloria melaju di Indonesia Masters
Pada laga babak 32 besar turnamen Super 750 di Nusa Dua, Bali, Rabu, Fadia/Ribka harus mengakui keunggulan wakil Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai dalam laga rubber game 13-21, 21-15, 16-21.
Menurut penuturan Fadia, rekan mainnya itu mulai merasakan sakit di awal gim ketiga dan seketika itu pula tak bisa bermain maksimal karena mobilitas yang terganggu.
"Sebetulnya dia sudah merasa sakit di Paris (French Open) sebelum ketemu Malaysia. Waktu itu kami sudah disuruh berhenti main oleh pelatih dan disuruh pulang ke Indonesia. Tapi Ribka tetap ngotot mau main," kata Fadia menceritakan.
Baca juga: Semangat juang Fadia/Ribka tak kuasa hentikan Puttita/Sapsiree
Bagi Ribka, selama masih bisa berdiri maka wajib baginya untuk terus berjuang dan bertanding, demikian Fadia menceritakan pasangannya itu.
Fadia pun tahu betul bahwa Ribka punya karakter yang berkemauan keras dan tetap memegang prinsip.
Semangat yang sangat besar dari Ribka ini pun secara langsung membuat Fadia termotivasi untuk membentuk karakter pantang menyerah dan ingin terus berjuang bersama rekannya.
"Dari sifatnya itu, dia juga ingin menunjukkan bahwa dia punya daya juang. Apalagi kan setelah satu tahun tidak ada turnamen, jadi makin termotivasi untuk bertanding," katanya.
Selain terinspirasi dari sifat Ribka, Fadia yang merupakan teman sekamar di asrama Pelatnas PBSI itu juga mengakui kehebatan Ribka dalam urusan dropshot yang sangat sulit dihadang.
"Dropshotnya Ribka memang keren, saya kagum dengan pukulannya. Kalau latihan dan sparing lawan dia, saya masih sering tidak bisa menghalau padahal sudah hafal dengan tekniknya," pungkasnya.
Baca juga: Kurang sabar jadi faktor kekalahan Gregoria di babak pertama
Baca juga: Tampil mengecewakan, Praveen/Melati tersingkir dari Indonesia Masters
Baca juga: Komunikasi yang baik bawa Hafiz/Gloria melaju di Indonesia Masters
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: