Los Angeles (ANTARA News) - Seorang pejabat eksekutif senior perusahaan minyak China mengatakan, spekulan pasar minyak mengambil keuntungan dari krisis politik di Timur Tengah dengan menggerakkan harga minyak lebih tinggi padahal pasokan minyak mentah malah mungkin tetap.




Fu Chengyu, kepala China National Offshore Oil Corporation, menambahkan bahwa prospek harga minyak mentah yang melonjak untuk turun tidak akan terjadi dalam jangka pendek.




"Itu benar-benar keprihatinan besar di dunia," kata Fu merujuk krisis politik yang terjadi di Timur Tengah, mulai Tunisia dan Mesir, hingga menjalar ke Libya dan sekitarnya, dalam beberapa minggu dan bulan.




"Ini akan menjadi peluang emas bagi para spekulan," tambahnya kepada reporter selama mengunjungi Universitas Southern California, Los Angeles, di mana dia mengikuti program master.




"Pergolakan di Timur Tengah belum tentu akan mengurangi pasokan minyak ke pasar, tetapi harga akan sangat dipengaruhi oleh soal ini hanya karena ulah sepekulan," katanya seperti dikutip AFP.




Dengan Mencatat bahwa harga minyak mentah sudah melonjak sebelum Timur Tengah bergolak, Fu mengimbuhkan, "Untuk jangka pendek tidak ada yang bisa berharap bahwa harga minyak akan turun terutama karena permintaan yang besar dari negara-negara industri. (*)




Neny