Wapres: Pemerintah serius dorong kemajuan ekonomi syariah
17 November 2021 15:44 WIB
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyampaikan pidato kunci secara virtual dalam "9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance" di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu. ANTARA/Luqman Hakim.
Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menegaskan pemerintah serius dalam mendorong kemajuan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Pemerintah Indonesia mendorong secara serius kemajuan ekonomi dan keuangan syariah," kata Ma'ruf secara virtual dalam "9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance" di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu.
Ekonomi dan keuangan syariah, jelas Ma'ruf, selain didasarkan pada konsep saling membantu dan saling menolong juga mempunyai prinisp keadilan dan keseimbangan.
"Konsep itu sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang disertai kesadaran untuk menjaga harmoni antara pembangunan dan pelestarian lingkungan," kata dia.
Ia mengatakan cita-cita yang ingin dicapai melalaui prinsip-prinsip syariah ialah meningkatkan kesejahteraan atau "maslahat" dan menghindari kemudaratan atau "mafsadat".
Baca juga: Wapres harap masyarakat melek ekonomi dan keuangan syariah
"Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia untuk membangun pemerintahan yang maju dan sejahtera," ujarnya.
Menurut dia, ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan.
Otoritas Jasa Keungan (OJK) mencatat total aset keuangan syariah per September 2021 tumbuh sebesar 17,32 persen year on year (yoy) dengan nilai nominal mencapai Rp1.901,1 triliun.
Menurut Ma'ruf, kontribusi pemulihan ekonomi dan sektor perbankan syariah di Indonesia salah satunya didukung oleh upaya penguatan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai hasil penggabungan tiga bank syariah milik negara.
"Melalui penggabungan tersebut diharapkan BSI mampu menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan industri halal dan kegiatan usaha syariah disamping agar dapat bersaing di tingkat global," ucap dia.
Sementara itu, konseptor keuangan nonperbankan pemerintah turut berkontribusi memberikan solusi terkait isu perubahan iklim melalui pengembangan proyek hijau berbasis syariah yang disebut "Green Sukuk .
Baca juga: Wapres dorong ekonomi syariah jadi mesin baru perekonomian nasional
"Green Sukuk tersebut terbukti mampu menjadi salah satu sumber pembiayaan yang dapat diandalkan untuk membiayai pembangunan ramah lingkungan. Penerbitan Green Sukuk tersebut juga berhasil meraih penghargaan dunia dalam Climate Bonds Awards 2021," ujar Ma'ruf.
Selain itu, lanjut Wapres, sektor keuangan syariah yang perkembabgannya perlu terus didukung adalah eksositem teknologi finanasial atau fintech.
Merujuk data Globak Islamic Fintech 2021, kata dia, Indonesia bertengger pada posisi kelima market size transaksi fintech syariah setelah Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab dan Malaysia.
"Transaksi Indonesia mencapai 2,9 miliar US Dollar pada 2020," kata dia.
Baca juga: BI: Literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah meningkat di 2021
Baca juga: BI: Digitalisasi kunci kembangkan ekonomi Islam
"Pemerintah Indonesia mendorong secara serius kemajuan ekonomi dan keuangan syariah," kata Ma'ruf secara virtual dalam "9th ASEAN Universities International Conference on Islamic Finance" di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu.
Ekonomi dan keuangan syariah, jelas Ma'ruf, selain didasarkan pada konsep saling membantu dan saling menolong juga mempunyai prinisp keadilan dan keseimbangan.
"Konsep itu sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang disertai kesadaran untuk menjaga harmoni antara pembangunan dan pelestarian lingkungan," kata dia.
Ia mengatakan cita-cita yang ingin dicapai melalaui prinsip-prinsip syariah ialah meningkatkan kesejahteraan atau "maslahat" dan menghindari kemudaratan atau "mafsadat".
Baca juga: Wapres harap masyarakat melek ekonomi dan keuangan syariah
"Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Indonesia untuk membangun pemerintahan yang maju dan sejahtera," ujarnya.
Menurut dia, ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup menggembirakan.
Otoritas Jasa Keungan (OJK) mencatat total aset keuangan syariah per September 2021 tumbuh sebesar 17,32 persen year on year (yoy) dengan nilai nominal mencapai Rp1.901,1 triliun.
Menurut Ma'ruf, kontribusi pemulihan ekonomi dan sektor perbankan syariah di Indonesia salah satunya didukung oleh upaya penguatan Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai hasil penggabungan tiga bank syariah milik negara.
"Melalui penggabungan tersebut diharapkan BSI mampu menjadi salah satu pilar penting dalam pengembangan industri halal dan kegiatan usaha syariah disamping agar dapat bersaing di tingkat global," ucap dia.
Sementara itu, konseptor keuangan nonperbankan pemerintah turut berkontribusi memberikan solusi terkait isu perubahan iklim melalui pengembangan proyek hijau berbasis syariah yang disebut "Green Sukuk .
Baca juga: Wapres dorong ekonomi syariah jadi mesin baru perekonomian nasional
"Green Sukuk tersebut terbukti mampu menjadi salah satu sumber pembiayaan yang dapat diandalkan untuk membiayai pembangunan ramah lingkungan. Penerbitan Green Sukuk tersebut juga berhasil meraih penghargaan dunia dalam Climate Bonds Awards 2021," ujar Ma'ruf.
Selain itu, lanjut Wapres, sektor keuangan syariah yang perkembabgannya perlu terus didukung adalah eksositem teknologi finanasial atau fintech.
Merujuk data Globak Islamic Fintech 2021, kata dia, Indonesia bertengger pada posisi kelima market size transaksi fintech syariah setelah Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab dan Malaysia.
"Transaksi Indonesia mencapai 2,9 miliar US Dollar pada 2020," kata dia.
Baca juga: BI: Literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah meningkat di 2021
Baca juga: BI: Digitalisasi kunci kembangkan ekonomi Islam
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: