Jakarta (ANTARA) - Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS) Saparis Soedarjanto mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengidentifikasi daerah DAS kritis dan melakukan rehabilitasi di wilayah berpotensi banjir di Kalimantan.

"Kita lihat memang ada hulu DAS yang rusak, ada yang di kawasan hutan dan di luar kawasan hutan. Yang bisa kita intervensi hanya di dalam kawasan hutan," kata Saparis ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta pada Rabu.

Saparis menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan identifikasi daerah-daerah yang memerlukan rehabilitasi untuk mendorong upaya penanganan bencana yang komprehensif baik oleh pusat maupun daerah.

Dari identifikasi kawasan kritis dan berpotensi menjadi salah satu faktor terjadinya banjir, KLHK kemudian melakukan intervensi berupa rehabilitasi lahan.

Baca juga: BNPB: Jumlah DAS kritis meningkat setiap tahun
Baca juga: Menteri LHK sebut 14,3 juta hektare lahan DAS dalam kondisi kritis

Namun, dia menegaskan bahwa banjir yang terjadi bukanlah sepenuhnya terjadi karena faktor kehutanan tapi juga dari kegiatan lain seperti pertanian serta terdapat faktor curah hujan ekstrem akibat fenomena La Nina.

Meski demikian KLHK terus mengoptimalkan berbagai upaya untuk mengurangi potensi banjir di Kalimantan. Dia menjelaskan bahwa untuk melakukan rehabilitasi DAS yang sukses diperlukan juga ketersediaan bibit yang baik.

Untuk itu KLHK telah membangun beberapa lokasi persemaian permanen seperti yang berada di Pontianak Utara, Kalimantan Barat dan Bukit Merdeka di Kalimantan Timur.

"Setiap persemaian permanen tadi itu produksinya hampir satu juta batang per tahun dan sudah cukup besar," ujarnya.
​​​​
Baca juga: Presiden kirim 5.000 paket bantuan korban banjir di Sintang Kalbar
Baca juga: Dinsos Sintang apresiasi kebersamaan dalam penanggulangan banjir

Sebelumnya, wilayah di Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat mengalami banjir bandang selama beberapa waktu terakhir.

Dalam pernyataan pada Selasa lalu (17/11), Presiden Joko Widodo mengatakan banjir di wilayah itu terjadi akibatkan daerah tangkapan hujan yang rusak. Presiden memastikan pemerintah akan fokus untuk merehabilitasi daerah tersebut.

Baca juga: Presiden Jokowi targetkan rehabilitasi 600 ribu hektare hutan mangrove
​​​​​​​