Jakarta (ANTARA) - Wartawan Perum LKBN Antara, M Irfan Ilmie, menjadi salah satu pengisi acara Forum Pembangunan Daerah Otonomi Xinjiang, China dengan menyampaikan harapan kerja sama dengan Indonesia dapat terus ditingkatkan.

"Saya berharap kerja sama pendidikan ke-Islaman dan pertukaran media antara Indonesia dan Xinjiang dapat terus terlaksana," kata Irfan dalam pidatonya pada acara yang dihelat di Beijing, Senin (15/11).

Sejumlah perwakilan asal Indonesia turut menghadiri acara tersebut diantaranya perwakilan Kedutaan Besar RI, pengusaha Indonesia, dan staf pengajar Bahasa Indonesia.

"Sebagai negara dengan populasi umat Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman dalam menangani permasalahan keagamaan secara damai," kata Irfan yang menjabat sebagai Kepala Biro Perum LKBN Antara di Beijing.

Dia menambahkan ratusan warga Indonesia pernah mengunjungi Xinjiang yang terdiri atas perwakilan pemerintah Indonesia, anggota DPR RI, anggota kepolisian, pelaku bisnis, hingga organisasi ke-Islaman, dan media.

Para pengunjung yang pernah menginjakkan kakinya di daerah tersebut dapat merasakan kondisi sebenarnya baik di Urumqi, Kashgar, Hotan, dan kota lainnya di Xinjiang.
Suasana di tempat wisata Reruntuhan Yarghul di Kota Turban, Xinjiang. Yarghul merupakan poros jalur sutera kuno China yang mengarah ke Eropa. (M Irfan Ilmie)


"Xinjiang terkenal dengan keindahan alamnya yang menarik ratusan juta pelancong baik dari dalam maupun luar negeri tiap tahunnya," ungkap Irfan.

Menurut dia, daya tarik tempat wisata Xinjiang begitu unik seperti keindahan kota tua Kashgar, reruntuhan Yarghul di Turban, hingga masjid Idkah. Selain pariwisata, Xinjiang juga membangun industri yang memberdayakan masyarakat setempat.

"Xinjiang menargetkan pembangunan daerah sebagai kawasan inti atas sabuk ekonomi jalur sutera. Daerah itu akan semakin membuka dan memperkuat hubungan kerja sama dengan negara lain," kata Irfan yang telah mengunjungi Xinjiang pada 2019 dan 2021.

Daerah otonomi itu juga berhasil mengembalikan keadaan setelah sebelumnya pernah mengalami insiden teror.

"Tidak ada tindak terorisme di daerah itu pada beberapa tahun belakangan. Masyarakat seluruh etnis telah bersama-sama meningkatkan toleransi, kebahagiaan dan keamanan di daerah itu," jelas Irfan.

Baca juga: Entitas Indonesia diundang di Forum Pembangunan Xinjiang
Baca juga: Xinjiang tertarik tawaran kerja sama pendidikan Islam dari Indonesia
Baca juga: Xinjiang diperketat akibat kasus COVID-19 di perbatasan