Saham Korsel melemah karena ambil untung, kasus COVID-19 melonjak
17 November 2021 10:33 WIB
Ilustrasi - Seorang pialang di Korea Exchange Bank berbicara dengan koleganya di depan layar pergerakan saham Indeks KOSPI, di Seoul, Korea Selatan. ANTARA/REUTERS/Truth Leem/am.
Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan melemah pada perdagangan Rabu pagi, karena investor mengambil keuntungan menyusul kenaikan baru-baru ini ketika melonjaknya kasus COVID-19 mengurangi sentimen investor, sementara won maupun imbal hasil obligasi turun.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) terpangkas 26,61 poin atau 0,89 persen, menjadi diperdagangkan di 2.970,60 poin pada pukul 02.22 GMT, membalikkan kenaikan sebelumnya sebanyak 0,25 persen.
Indeks mencapai tertinggi dua minggu selama sesi pada Selasa (16/11), setelah mencatat lonjakan lebih dari 1,0 persen pada Senin (15/11) dan Jumat (12/11).
Korea Selatan melaporkan 3.187 infeksi baru pada Selasa (16/11), tertinggi kedua sejak pandemi dimulai dan mendekati rekor 3.270 kasus harian yang ditandai pada akhir September. Ini terjadi beberapa minggu setelah mengambil langkah pertama menuju 'hidup dengan COVID-19 di sini'.
Sementara itu, penjualan ritel AS melonjak lebih kuat dari yang diperkirakan, menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi belum mengurangi pengeluaran, tapi itu tidak banyak memperkuat sentimen untuk saham Korea Selatan.
Di saham-saham antara kelas berat, raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 0,28 persen dan 1,34 persen, sementara perusahaan platform Naver juga merosot 1,36 persen.
Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 21,4 miliar won (18,09 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1,182,6 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, turun 0,23 dari sehari sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.182,9 per dolar, naik 0,1 persen, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya dikutip pada 1,183,4.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid turun 2,8 basis poin menjadi 1,939 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang jadi acuan turun 1,9 basis poin menjadi 2,316 persen.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) terpangkas 26,61 poin atau 0,89 persen, menjadi diperdagangkan di 2.970,60 poin pada pukul 02.22 GMT, membalikkan kenaikan sebelumnya sebanyak 0,25 persen.
Indeks mencapai tertinggi dua minggu selama sesi pada Selasa (16/11), setelah mencatat lonjakan lebih dari 1,0 persen pada Senin (15/11) dan Jumat (12/11).
Korea Selatan melaporkan 3.187 infeksi baru pada Selasa (16/11), tertinggi kedua sejak pandemi dimulai dan mendekati rekor 3.270 kasus harian yang ditandai pada akhir September. Ini terjadi beberapa minggu setelah mengambil langkah pertama menuju 'hidup dengan COVID-19 di sini'.
Sementara itu, penjualan ritel AS melonjak lebih kuat dari yang diperkirakan, menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi belum mengurangi pengeluaran, tapi itu tidak banyak memperkuat sentimen untuk saham Korea Selatan.
Di saham-saham antara kelas berat, raksasa chip Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing turun 0,28 persen dan 1,34 persen, sementara perusahaan platform Naver juga merosot 1,36 persen.
Investor asing adalah penjual bersih saham senilai 21,4 miliar won (18,09 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1,182,6 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, turun 0,23 dari sehari sebelumnya.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.182,9 per dolar, naik 0,1 persen, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward, kontrak satu bulannya dikutip pada 1,183,4.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid turun 2,8 basis poin menjadi 1,939 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang jadi acuan turun 1,9 basis poin menjadi 2,316 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: