Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin sore, melanjutkan penguatannya ke posisi 8.660 per dolar AS, naik 30 poin dari posisi sebelumnya 8.690.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, mengatakan, pelaku pasar baik dalam negeri maupun luar negeri masih meyakini pertumbuhan Indonesia ke depan masih positif.

"Pelaku pasar dalam maupun luar menyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berlanjut, hal itu membuat dana asing masih akan deras ke dalam Indonesia dan akan membuat rupiah akan menguat," kata dia.

Tercatat dalam data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) investor asing mencatatkan beli bersih (foreign net buy) sebesar Rp223,931 miliar.

Reza menambahkan, ke depan diperkirakan akan terjadi inflasi disebabkan harga komoditi yang bergerak meningkat, dengan begitu mata uang rupiah akan dijaga agar terus menguat.

"Ekspektasinya akan terjadi inflasi pada bulan ini (April) karena harga komoditi diprediksi meningkat, jadi rupiah akan terus menguat untuk mengendalikan inflasi," kata dia.

Selain itu, tambah dia, ekspektasi acuan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) masih tetap berada diposisi 6,75 persen, hal itu masih dianggap pasar dapat memberikan imbal hasil yang masih lebar.

Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, pada awal April lalu, badan pusat statistik (BPS) mengumumkan perubahan IHK (Indeks Harga Konsumen) dan perdagangan luar negeri. Perubahan IHK menunjukkan deflasi sebesar 0,32 persen (Month on Month), jauh dibawah ekspektasi batas terendah hasil survei yaitu deflasi 0,2 persen (MoM).

"Deflasi ini terutama akibat bahan makanan terutama turunnya harga beras disertai dengan penguatan nilai tukar rupiah yang mencapai 1,3 persen di sepanjang bulan Maret," katanya.

Kurs tengah Bank Indonesia sore ini mencatat rupiah berada pada posisi 8.676 per dolar AS, sementara sebelumnya berada pada posisi 8.699 per dolar AS.

(KR-ZMF/B012/S026)