Dia menandaskan, nama tersebut akan tetap dipakai sesuai dengan nama pemilik yayasan yang mendanai pembangunan mesjid megah tersebut.
"Kita tidak mengganti nama mesjid. Nama mesjid ini tetap bernama Muamar Qaddafy," katanya usai zikir akbar di Mesjid Muammar Qaddafi, Bogor, Minggu.
Arifin juga menyatakan krisis Libya tidak mempengaruhi ibadah umat muslim di Mesjid Muamar Qaddafy yang terletak di Perumahan Bukit Az Zikra Sentul, Desa Cipambuan, Kecamatan Kedung Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ia mengatakan, justru saat ini umat muslim yang datang beribadah menjadi lebih banyak.
"Pengaruhnya justru makin berkah mesjidnya. Makin banyak yang cinta karena mereka tahu mana yang berbuat zolim dan yang dizolimi," kata Ustad.
Ustad Arifin menyebutkan, krisis yang terjadi di Libya pun tidak memutuskan kerjasama antara pihaknya dan pihak yayasan yang mendanai pembangunan mesjid tersebut.
"Justru yang kita kagum, dalam kondisi sulit saat ini mereka (Libya) masih mengirimkan dana untuk satu tahun ke depan," katanya.
Ustad mengungkapkan, pembangunan mesjid tersebut didanai yayasan Libya bernama Muamar sehingga nama mesjid disesuaikan sebagai bentuk penghormatan.
Mesjid Muammar Qaddafy dibangun pada 2007 dan diresmikan penggunaannya pada 2009 dan sepenuhnya didanai The World Islamic Call Society sebuah yayasan milik pemerintah Libya pimpinan Muamar Khadafy.(*)
ANT/KR-LR