London (ANTARA News) - Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof Dr Bambang Setiaji menilai Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang paling sedikit mengekploitasi loyalitas umat, karena itu perlu dipikirkan kembali bahwa hal itu juga dapat menjadi "people power."

Hal itu disampaikan Prof DR Bambang Setiaji dalam acara Baitul Arqom (BA) yang digelar Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muhammadiyah United Kingdom (UK) untuk warga Muhammadiyah dan simpatisan di UK yang diadakan di KBRI London Sabtu.

Acara Baitul Arqom (BA) PCI Muhammadiyah UK itu dibuka Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya dan Republik Irlandia, Yuri O Thamrin. Ia menyebutkan kegiatan Baitul Argom ini sejalan dengan misi KBRI yaitu pembinaan WNI dan masyarakat.

Dubes menyatakan acara tersebut memiliki tiga manfaat yaitu pembinaan mental, pembangunan atau penguatan karakter, dan pendidikan berdemokrasi, karena itu kegiatan Baitul Argo yang positif itu diharapkan bermanfaat bagi peserta yang tinggal di Inggris.

Dalam makalahnya yang berjudul "Muhammadiyah dan Kepemimpinan Ummat", Prof. DR. Bambang Setiaji mengulas mengenai kepemimpinan umat dalam sejarah Islam yang tidak lain dari kepemimpinan negara itu sendiri.

Namun, dalam perkembangannya, kepemimpinan umat telah ditinggalkan oleh negara yang hanya cenderung menjadi sekuler.

"Kepemimpinan religius dalam masyarakat Islam Sunni juga tidak dilembagakan sebagaimana kepemimpinan gereja atau kepemimpinan serupa di komunitas Syiah," kata Ketua ICMI Solo itu.

Ia menjelaskan kepemimpinan umat yang integral dengan kepemimpinan negara tertuang dalam kodifikasi Fikih yang mengatur kehidupan sehari-hari seperti kitab tentang ibadah, bab nikah dan hukum keluarga, kitab Siyam, kitab Buyu atau jual beli, kitab tentang hibah serta tentang Dimma (darah) atau hukum tentang perang.

Menurut Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Solo itu, karena luasnya cakupan fikih, Muhammadiyah memahami potensi konflik antara kedua kepemimpinan, karena itu bagaimana memerankan diri dalam memimpin umat merupakan masalah yang tidak ringan.

Wakil Ketua Yayasan Pondok Ekonomi Islam Al Es`af itu mengakui integrasi area tersebut didekati oleh Muhammadiyah dengan sinergis dan bukannya frontal.

"Muhammadiyah tetap memimpikan negara yang baik yang digambarkan dalam Al Quran sebagai Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafur, atau yang disebut dalam tujuan Muhammadiyah sebagaimana masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau yang utama," ujar Waket Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah itu.

Revitalisasi Ideologi

Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Drs Marpuji Ali MSi membahas mengenai Revitalisasi Ideologi Muhammadiyah yang disebutnya ada tiga "kata kunci" yang perlu diperjelas yaitu revitalisasi itu sendiri, ideologi, dan ideologi Muhammadiyah.

Dalam revitalisasi yang merupakan penguatan kembali dan sekaligus pengembangan kualitas, dalam Muktamar ke-45 Muhammdiyah di Malang, didukung oleh usaha untuk melakukan revitalisasi di tubuh persyarikatan.

Menurut mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah itu, revitalisasi yang dimaksud adalah revitalisasi teologi, ideologis, pemikiran, organisasi kepemimpinan, amal usaha dan aksi.

Konsep ideologi Muhammadiyah adalah paham Islam yang berkemajuan yang menjadi acuan dasar untuk mencerahkan, mencerdaskan dan memberdayakan kehidupan umat.

Hal ini sejalan dengan misi Islam menuju khaira ummah (umat pilihan) yang rahmatan lil alamin.

Marpuji Ali menegaskan bahwa ideologi Muhammadiyah perlu ditegakkan karena ada indikasi anggota dan pimpinan Muhammadiyah kurang teguh dalam memegang ideologi Muhamdiyah, karena itu perlu me-Muhammadiyah-kan kembali warga Muhammdiyah.

Hal itu karena belum tentu warga Muhammadiyah paham tentang Muhammadiyah, landasan dan prinsip gerakan harus selalu disosialisasikan kepada warga Muhammadiyah, apalagi juga ada lunturnya tingkat kepatuhan warga Muhammdiyah terhadap ideologi Muhammadiyah.

Sementara itu, ketua panitia pelaksana BA, M. Muhtar Arifin Sholeh, menyebutkan acara itu diikuti sekitar 100 peserta yang datang dari berbagai kota di Inggris, di antaranya dari Birmingham, Manchester, Leed, Aberden, Glasgow, Southampton, Derby, Cardiff dan Notthingham .

Didampingi Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah UK, Sarjito, ia mengatakan Baitul Arqom warga Muhammadiyah di UK bertema "Muhammadiyah dan Transnasional Islam" itu bertujuan melakukan pembinaan internal warga dan penguatan akidah dakwah amar ma?ruf nahi munkar sebagai ciri organisasi Muhammadiyah.

Selain menggali dan memberikan penguatan laju dakwah di lingkungan kader dimanapun berada serta meningkatkan tali silaturrahmi di antara warga Muhammadiyah, khususnya di Inggris, juga konsolidasi organisasi melalui musyawarah untuk menyegarkan kepengurusan pimpinan cabang istimewa Muhammadiyah Inggris periode 2011-2013.

PCIM UK merupakan salah satu cabang istimewa Muhammadiyah,di luar negeri yang telah eksis keberadaannya sejak tahun 2007 yang secara umum posisi dan peran cabang-cabang istimewa Muhammadiyah di luar negeri masih terus perlu dikembangkan secara maksimal.

Acara Baitul Argom Muhammdiyah yang digelar Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah UK itu dilanjutkan dengan pengajian Masyarakat Indonesia di London dan sekitarnya dengan ceramah yang disampaikan KH Drs Marpuji Ali M.Si.(*)

(T.H-ZG/E011)