Medan (ANTARA News) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono, menyerahkan bantuan senilai Rp300 juta untuk membantu warga Kota Medan, Sumatera Utara, yang menjadi korban banjir yang terjadi pada Jumat (1/4).

Bantuan yang diterima langsung Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, itu diserahkan Agung Laksono ketika transit di Bandara Polonia Medan, Sabtu, sebelum menuju Aceh.

Agung mengatakan, pihaknya menghargai upaya yang telah dilakukan Pemkot Medan dalam mengatasi banjir itu, termasuk dalam mengevakuasi korban ke tempat yang lebih aman.

Oleh karena itu, pihaknya membawa bantuan untuk semakin memudahkan dan meningkatkan kemampuan Pemkot Medan dalam menangani korban banjir.

Pihaknya mendapatkan informasi dari Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, bahwa banjir itu terjadi karena adanya penebangan hutan dan pendangkalan sungai.

Untuk kepentingan jangka panjang, pihaknya akan menurunkan tim penilai untuk meneliti tingkat kerusakan dan penyebab banjir tersebut.

Hal itu diperlukan untuk dapat mengetahui kebijakan yang perlu diambil seperti pembuatan tanggul pengendali air dan pengerukan sungai yang mengalami pendangkalan.

Menurut Agung, musibah banjir yang terjadi itu merupakan akibat dari ulah tangan manusia yang tidak memperdulikan kelestarian lingkungan hidup.

Ia mencontohkan, praktik penebangan hutan secara liar dan pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan potensi banjir.

Masyarakat, menurut dia, perlu memiliki kesadaran dan kepedulian dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. "Dukungan masyarakat sangat penting," kata mantan Ketua DPR RI tersebut.

Agung mengharapkan, warga Kota Medan yang berada di bantaran sungai untuk pindah agar tidak terus menjadi korban banjir jika terjadi luapan sungai.

Untuk itu, Pemkot Medan perlu mencari solusi seperti menyediakan lahan baru atau perumahan. Mungkin bisa berbentuk Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), kata Agung.

Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan, pihaknya belum mengetahui jumlah daerah yang menjadi korban banjir, termasuk kerusakan dan kerugian yang timbul akibat musibah tersebut.

"Masih didata tim. Ada tiga tim," katanya.

Rahudman Harahap juga menyatakan, belum menetapkan kebijakan untuk perbaikan akibat banjir tersebut karena masih menunggu hasil inventarisasi tim tersebut.

Sebelumnya, ratusan, bahkan ribuan rumah di Kota Medan mengalami banjir pada Jumat (1/4) yang diawali turunnya hujannya pada Kamis (31/3) sore hingga malam hari.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Medan, Khairul Buhari, mengatakan bahwa banjir itu telah merendam sedikitnya tujuh dari 21 kecamatan di daerah itu.

Ketujuh kecamatan itu masing-masing Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Polonia, Medan Baru, Medan Petisah, Medan Johor, dan Kecamatan Medan Maimun.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Medan Khairul Buhari mengatakan, berdasarkan pemantauan yang dilakukan, banjir di tujuh kecamatan itu disebabkan meluapnya beberapa sungai di Kota Medan.

Pihaknya belum menemukan adanya korban jiwa dalam banjir tersebut. "Belum ada laporan soal korban jiwa, sementara kerugian materi masih terus didata," kata Khairul Buhari. (*)