Semarang (ANTARA) - Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia mengapresiasi penerapan sistem digitalisasi rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah karena dinilai membantu masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang prima.


"Kami datang untuk menanyakan pengelolaan rumah sakit di Jateng bagaimana, apakah sistem digitalisasi sudah berjalan. Dan ternyata sistem digitalisasi rumah sakit di Jateng sudah berjalan dan manajemen kesehatan di Jateng sudah baik," kata Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni saat memimpin anggota DPD RI melakukan kunjungan kerja ke kantor Pemprov Jateng, di Semarang, Senin, terkait dengan pengawasan pelayanan rumah sakit.

Menurut dia, sistem digitalisasi rumah sakit sangat penting untuk memberikan kemudahan pada masyarakat yang akan berobat sebab tidak perlu repot dan kebingungan mengakses fasilitas kesehatan yang ada.

"Misalnya kalau ada tempat tidur kosong, mereka tahu di mana. Dokter yang praktik siapa, rujukannya ke mana, bagaimana BPJS-nya. Semua informasi itu sudah terekam dengan baik di sini," ujarnya.

Ia menyebutkan kunjungan kerja anggota DPD RI ini sekaligus menjadi cara perbandingan dengan daerah lain karena Komite III DPD RI berasal dari 34 provinsi di Indonesia.

"Jadi teman-teman ini akan membawa ke masing-masing dapilnya. Kalau ada hal-hal yang baik di Jateng ini, pasti akan kami bawa ke daerah kita masing-masing," katanya.

Selain soal pengawasan layanan rumah sakit, Sylviana juga mengatakan bahwa kedatangan mereka untuk meninjau terkait layanan vaksinasi.

Dirinya mengaku akan berkoordinasi langsung dengan Kementerian Kesehatan terkait capaian vaksinasi di Jateng yang baru 60 persen.

"Tentu kami akan tanyakan ke Kemenkes, kenapa vaksinasi di Jateng masih belum selesai, padahal untuk beberapa kota di Jateng, sudah beberapa yang mencapai 100 persen. Akan kami tindak lanjuti nanti ke pusat," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam paparannya menerangkan Jateng memiliki total 320 rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.

Selain itu, di Jateng juga terdapat 36 rumah sakit khusus lain milik swasta.

"Terkait digitalisasi, kami sudah melakukan itu. Rumah sakit kita memang kami tantang untuk terus melakukan inovasi pelayanan pada masyarakat. Dan alhamdulillah, berkali-kali sistem digitalisasi rumah sakit di Jateng menjadi juara nasional," katanya.

Baca juga: Komisi E DPRD Jateng dukung program Rumah Sakit Tanpa Dinding
Baca juga: PMI Jateng dukung ketersediaan oksigen untuk rumah sakit di Solo
Baca juga: Rumah sakit di Kudus-Jateng bisa terima pasien COVID-19 rujukan