Menkes: Sekolah dan melayat picu peningkatan kasus tiga pekan terakhir
15 November 2021 16:32 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers mengenai Perkembangan PPKM, Senin (15/11/2021, 5:39 PM), di Kantor Presiden, Jakarta. ANTARA/Twitter/@setkabgoid/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sebagian besar peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di sejumlah daerah dalam tiga pekan terakhir disumbang dari aktivitas sekolah dan takziyah (melayat).
"Minggu lalu berdasarkan observasi Kementerian Kesehatan ada 126 kabupaten/kota yang kasusnya naik, beberapa di antaranya ada juga yang sudah tiga minggu berturut-turut naik," katanya dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin sore.
Atas situasi tersebut, Kemenkes melakukan pendalaman dan sebagian besar kenaikan kasus COVID-19 disebabkan karena adanya kasus positif di sekolah dan takziyah.
Kemenkes bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), kata Budi, mengupayakan konsolidasi sehingga situasi tersebut dapat diselesaikan pada pekan ini.
Konsolidasi yang dimaksud mendorong surveilans yang lebih proaktif agar program pembelajaran tatap muka di sekolah dapat tetap berjalan.
Dalam rapat terbatas (Ratas) yang dihadiri menteri terkait bersama Presiden Joko Widodo Senin (15/11)ini, Menkes menyampaikan sejumlah arahan Presiden dalam upaya mengendalikan pandemi COVID-19 khususnya menjalang Natal dan Tahun Baru.
"Bapak Presiden menyampaikan kasus COVID-19 sudah menurun, tapi kita harus ekstra waspada terutama menghadapi Natal dan Tahun Baru, jangan sampai terjadi lonjakan berikutnya," katanya.
Dalam ratas tersebut, kata dia, juga ditekankan lima provinsi dengan jumlah kasus melandai di Pulau Jawa dan indikasi kenaikan kasus di provinsi lainnya harus terus dimonitor secara ketat.
"Presiden juga mengarahkan agar sekolah-sekolah yang melakukan pendidikan tatap muka dilakukan surveilans, kalau ada indikasi kita bisa melakukan tindakan agar tidak menyebar," demikian Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: IAKMI sarankan warga tidak melayat untuk cegah COVID-19
Baca juga: Kemenkes sebut ada 1.146 klaster penularan COVID-19 di Indonesia
Baca juga: Lima kluster baru COVID-19 muncul dalam sepekan terakhir di Indonesia
Baca juga: Menkes bantah kabar mengenai banyak klaster COVID-19 di sekolah
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
"Minggu lalu berdasarkan observasi Kementerian Kesehatan ada 126 kabupaten/kota yang kasusnya naik, beberapa di antaranya ada juga yang sudah tiga minggu berturut-turut naik," katanya dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang diikuti dari YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin sore.
Atas situasi tersebut, Kemenkes melakukan pendalaman dan sebagian besar kenaikan kasus COVID-19 disebabkan karena adanya kasus positif di sekolah dan takziyah.
Kemenkes bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), kata Budi, mengupayakan konsolidasi sehingga situasi tersebut dapat diselesaikan pada pekan ini.
Konsolidasi yang dimaksud mendorong surveilans yang lebih proaktif agar program pembelajaran tatap muka di sekolah dapat tetap berjalan.
Dalam rapat terbatas (Ratas) yang dihadiri menteri terkait bersama Presiden Joko Widodo Senin (15/11)ini, Menkes menyampaikan sejumlah arahan Presiden dalam upaya mengendalikan pandemi COVID-19 khususnya menjalang Natal dan Tahun Baru.
"Bapak Presiden menyampaikan kasus COVID-19 sudah menurun, tapi kita harus ekstra waspada terutama menghadapi Natal dan Tahun Baru, jangan sampai terjadi lonjakan berikutnya," katanya.
Dalam ratas tersebut, kata dia, juga ditekankan lima provinsi dengan jumlah kasus melandai di Pulau Jawa dan indikasi kenaikan kasus di provinsi lainnya harus terus dimonitor secara ketat.
"Presiden juga mengarahkan agar sekolah-sekolah yang melakukan pendidikan tatap muka dilakukan surveilans, kalau ada indikasi kita bisa melakukan tindakan agar tidak menyebar," demikian Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: IAKMI sarankan warga tidak melayat untuk cegah COVID-19
Baca juga: Kemenkes sebut ada 1.146 klaster penularan COVID-19 di Indonesia
Baca juga: Lima kluster baru COVID-19 muncul dalam sepekan terakhir di Indonesia
Baca juga: Menkes bantah kabar mengenai banyak klaster COVID-19 di sekolah
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: