Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan nilai anomali sebesar -0,99 pada Dasarian I November 2021.

Hal tersebut menunjukkan fenomena La Nina dengan kategori lemah sedang berlangsung, menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A Fachri Radjab.

“Intensitas La Nina ditunjukkan dengan anomali suhu muka laut di Samudra Pasifik Timur secara sederhana, dampak La Nina lemah juga dapat meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ujar Fachri saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Senin.

Fachri menjelaskan, didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari.

Baca juga: BMKG sosialisasikan antisipasi cuaca terkait penerbangan saat La Nina

Baca juga: BMKG prakirakan sebagian besar wilayah Indonesia berawan


Peningkatan curah hujan pada tahun lalu terpantau di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

“Maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya,” ujar dia.

Oleh karenanya, Fachri mengimbau agar pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak akibat fenomena La Nina untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi bencana hidrometeorologi.*

Baca juga: BMKG: Waspada hujan lebat kategori 4 di Flores bagian barat

Baca juga: BBMKG: La Nina tak berdampak signifikan di Sumatera Utara