Stafsus Menkominfo ajak generasi muda arif berinteraksi di dunia maya
15 November 2021 14:58 WIB
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Stafsus Menkominfo) bidang IKP, Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Rosarita Niken Widiastuti berbicara dalam Peluncuran Lokakarya Google Cloud Digital Leader secara virtual di Jakarta, Senin (15/11/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Stafsus Menkominfo) bidang IKP, Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga Rosarita Niken Widiastuti mengajak generasi muda arif berinteraksi di dunia maya dan santun di media sosial.
"Ini yang perlu menjadi perhatian generasi muda, kita memang harus betul-betul menerapkan etika di dunia siber ini. Kita harus bertanggung jawab atas apapun konten yang kita unggah," kata Niken dalam Peluncuran Lokakarya Google Cloud Digital Leader secara virtual di Jakarta, Senin.
Niken menuturkan ada beberapa nilai yang diterapkan menjadi etika di dunia siber, yakni bertanggung jawab, empati, otentik, kearifan dan integritas.
"Kita juga harus berempati kalau kita mengunggah sesuatu itu apakah ada pihak-pihak yang merasa di-bully (dirundung), ini betul-betul jangan sampai kita mem-bully teman teman kita atau siapapun," ujar Niken.
Ia mengatakan setiap orang harus berpikir dan berempati akan akibat konten yang diunggah terhadap perasaan orang lain.
Baca juga: Psikolog ingatkan generasi muda kontrol penggunaan media sosial
Baca juga: Generasi milenial didorong gunakan medsos aplikasikan nilai Pancasila
Setiap orang juga harus tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua konten yang diunggah.
Dari segi kearifan, setiap orang juga hendaknya kritis mengevaluasi informasi atau konten dalam jaringan yang diperoleh sebelum mengkonsumsi dan membagikannya.
Kemudian, setiap orang harus melakukan hal yang benar, berani menyuarakan kebenaran dan melawan perilaku negatif di dunia dalam jaringan (online).
"Kita harus berintegritas melakukan atau mengunggah suatu konten, harus berani menyuarakan kebenaran dan melawan perilaku negatif di dunia online," ujarnya.
Generasi muda juga harus bersikap kritis dan arif untuk menangkal berbagai ancaman dari arus informasi dan konten negatif di dunia siber antara lain yang berisi isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, perundungan, prostitusi, dan ujaran kebencian.
Hoaks dapat memicu kemarahan, kebencian, berpotensi merusak moral bangsa dan mengakibatkan disintegrasi.
Baca juga: Generasi muda harus manfaatkan medsos secara positif di era keterbukaan informasi
Baca juga: Konten video medsos lebih berbahaya ketimbang film bioskop
"Ini yang perlu menjadi perhatian generasi muda, kita memang harus betul-betul menerapkan etika di dunia siber ini. Kita harus bertanggung jawab atas apapun konten yang kita unggah," kata Niken dalam Peluncuran Lokakarya Google Cloud Digital Leader secara virtual di Jakarta, Senin.
Niken menuturkan ada beberapa nilai yang diterapkan menjadi etika di dunia siber, yakni bertanggung jawab, empati, otentik, kearifan dan integritas.
"Kita juga harus berempati kalau kita mengunggah sesuatu itu apakah ada pihak-pihak yang merasa di-bully (dirundung), ini betul-betul jangan sampai kita mem-bully teman teman kita atau siapapun," ujar Niken.
Ia mengatakan setiap orang harus berpikir dan berempati akan akibat konten yang diunggah terhadap perasaan orang lain.
Baca juga: Psikolog ingatkan generasi muda kontrol penggunaan media sosial
Baca juga: Generasi milenial didorong gunakan medsos aplikasikan nilai Pancasila
Setiap orang juga harus tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua konten yang diunggah.
Dari segi kearifan, setiap orang juga hendaknya kritis mengevaluasi informasi atau konten dalam jaringan yang diperoleh sebelum mengkonsumsi dan membagikannya.
Kemudian, setiap orang harus melakukan hal yang benar, berani menyuarakan kebenaran dan melawan perilaku negatif di dunia dalam jaringan (online).
"Kita harus berintegritas melakukan atau mengunggah suatu konten, harus berani menyuarakan kebenaran dan melawan perilaku negatif di dunia online," ujarnya.
Generasi muda juga harus bersikap kritis dan arif untuk menangkal berbagai ancaman dari arus informasi dan konten negatif di dunia siber antara lain yang berisi isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, perundungan, prostitusi, dan ujaran kebencian.
Hoaks dapat memicu kemarahan, kebencian, berpotensi merusak moral bangsa dan mengakibatkan disintegrasi.
Baca juga: Generasi muda harus manfaatkan medsos secara positif di era keterbukaan informasi
Baca juga: Konten video medsos lebih berbahaya ketimbang film bioskop
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: