Resep masakan tradisional belum didokumentasikan secara baik
15 November 2021 14:10 WIB
Arsip foto - Duta wisata mempersiapkan masakan tradisional, Kuah Beulangong, di Anjungan Rumah Makan Kabupaten Aceh Timur dalam Aceh Culinary Festival 2019 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (6/7/2019). ANTARA FOTO/AMPELSA/aa.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengemukakan bahwa resep masakan tradisional Indonesia belum didokumentasikan secara baik sehingga satu per satu bisa perlahan terlupakan dan menghilang.
"Resep-resep asli ini perlahan menghilang ketika generasi muda menolak untuk belajar memasak dari pendahulu mereka," kata Hilmar dalam webinar mengenai pelestarian resep masakan tradisional sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya yang diikuti di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa urbanisasi dan globalisasi telah menimbulkan pergeseran pola dan budaya makan serta memunculkan ketergantungan pada produk pangan dari daerah atau negara lain.
Kondisi yang demikian, ia mengatakan, dalam jangka panjang bisa mempengaruhi ketahanan pangan.
"Oleh karena itu, tindakan sederhana menyelamatkan resep asli seperti mencatat masakan nenek atau ibu kita adalah tindakan pelestarian budaya yang mungkin berdampak pada budaya kuliner dan ketahanan pangan masyarakat setempat dan dalam perspektif yang lebih global untuk skala nasional," kata Hilmar.
Baca juga:
LIPI kantongi enam paten dari riset pengalengan masakan tradisional
PHRI Yogyakarta dorong hotel sajikan masakan tradisional
"Resep-resep asli ini perlahan menghilang ketika generasi muda menolak untuk belajar memasak dari pendahulu mereka," kata Hilmar dalam webinar mengenai pelestarian resep masakan tradisional sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya yang diikuti di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa urbanisasi dan globalisasi telah menimbulkan pergeseran pola dan budaya makan serta memunculkan ketergantungan pada produk pangan dari daerah atau negara lain.
Kondisi yang demikian, ia mengatakan, dalam jangka panjang bisa mempengaruhi ketahanan pangan.
"Oleh karena itu, tindakan sederhana menyelamatkan resep asli seperti mencatat masakan nenek atau ibu kita adalah tindakan pelestarian budaya yang mungkin berdampak pada budaya kuliner dan ketahanan pangan masyarakat setempat dan dalam perspektif yang lebih global untuk skala nasional," kata Hilmar.
Baca juga:
LIPI kantongi enam paten dari riset pengalengan masakan tradisional
PHRI Yogyakarta dorong hotel sajikan masakan tradisional
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: