Kuta, Bali (ANTARA News) - Peneliti dan dokter gigi dari Departemen Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah, Dian Mulawarmanti, menyatakan, ada kaitan antara kegemukan (obesitas) dengan penyakit pada gigi dan rahang yang berujung komplikasi sejumlah penyakit.

"Obesitas dari sisi kedokteran gigi berhubungan dengan rongga mulut yang menjadi faktor risiko penyakit periodontitis. Bahkan bisa berujung pada serangan jantung," katanya pada Kongres Ke-24 Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia di Kawasan Kuta, Bali, Jumat.

Mulawarmanti menyatakan, penelitiannya mendapati hubungan kausal kegemukan dengan periodontitis dan kelainan mekanisme biologis-fisiologis tubuh manusia. Jaringan lemak di tubuh orang yang kegemukan bisa melepaskan hormon sitokinin serta hormon lain yang terlibat dalam proses pembakaran.

Pada sesi ilmiah lain kongres itu, ahli radiologi kedokteran gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Eha R Astuti, mengutarakan hasil penelitiannya tentang limbah radiologi kedokteran gigi.

"Limbah yang dihasilkan dari sisi radiologi kedokteran gigi bisa merusak kualitas lingkungan kita. Limbah ini bisa berasal dari bahan dan alat pengendalian infeksi, pemakaian film dental, dan bahan-bahan pemroses film," kata Astuti.

Selain itu, pemakaian bahan penambal gigi yang populer di antara para dokter gigi hingga saat ini mengandung bahan amalgam.

Bahan yang penyusun utamanya logam berat merkuri alias higragrium atau raksa --satu-satunya logam berbentuk cair dalam temperatur normal-- merupakan bahan yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Menurut Astuti, acuan pengelolaan dan pengolahan limbah ini adalah pada pengelolaan limbah rumah sakit.

"Istilahnya reuse, recycle, and treatment, sedangkan limbah jenis lain bisa dikumpulkan kepada perusahaan berijin yang khusus bergerak di bidang pengelolaan limbah jenis ini," katanya.(*)

A037/A033