Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi menguat 17 poin menjadi Rp8.698 dibandingkan posisi terakhir sebelumnya Rp8.705.

Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat mengatakan, nilai tukar mata uang Asia menguat kecuali yen. Penguatan juga terjadi pada sebagian besar bursa Asia, termasuk indeks saham dalam negeri.

Ia menambahkan, sentimen dari dalam negeri akan cukup positif dengan deflasi pada bulan Maret ini yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

Hari ini, kata dia, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka perubahan Indeks Harga Konsumen yang sering kita kenal sebagai inflasi.

"BPS menyatakan bahwa Maret dipastikan deflasi karena turunnya harga beras hingga mencapai tiga persen," ujarnya.

Selain itu, BPS juga menyatakan harga bahan makanan lainnya juga turun kecuali telur ayam yang masih naik.

"Deflasi bulan Maret memang biasanya terjadi karena bersamaan dengan panen raya. Kendati Bulog menyatakan panen tidak terjadi secara serentak, tetapi Bulog telah mengimpor beras hingga mencapai 1,7 juta ton, telah membuat harga beras relatif stabil dan cenderung turun," katanya.

Sementara, dari eksternal Lana mengatakan, inflasi di 17 negara Uni Eropa (UE) mengalami kenaikan dari 2,4 persen (yoy) di bulan Februari menjadi 2,6 persen (yoy) di bulan Maret

"Inflasi tersebut dipicu kenaikan harga minyak mentah akibat konflik di Libya yang belum jelas kapan akan berakhir kendati pasukan koalisi sebelumnya hanya mengisyaratkan penyerangan akan memakan waktu hanya beberapa hari," katanya.

Ia menambahkan, kenaikan harga minyak tersebut memicu kenaikan harga bahan makanan pokok seperti kopi, gula dan coklat.

Kenaikan inflasi ini, lanjut dia, membuat bursa Eropa ditutup turun. Dan kemungkinan sentimen negatif ini juga akan menular ke pasar Asia pada perdagangan hari ini.

(KR-ZMF/S004)