Walhi minta Pemkot Palembang maksimal atasi banjir
13 November 2021 22:21 WIB
Warga menggunakan perahu karet saat menembus banjir luapan Sungai Belutu dan banjir rob di kawasan Sei Rampah, Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Sabtu (13/11/2021). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/wsj.
Palembang (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan meminta Pemerintah Kota Palembang maksimal mengatasi masalah banjir yang selalu 'menghantui' atau dikhawatirkan warga kota setiap turun hujan lebat lebih dari satu jam.
"Permasalahan banjir di Ibukota Sumsel itu belum teratasi dengan baik, terbukti pada awal musim hujan Oktober 2021 sejumlah kawasan pemukiman penduduk dan jalan protokol terendam air hujan hingga satu meter," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsell M Hairul Sobri di Palembang, Sabtu.
Menurut dia, tindakan pengendalian banjir yang dilakukan Pemkot Palembang seperti perbaikan saluran air dan normalisasi sungai dinilai hanya untuk sesaat dan tidak menuntaskan permasalahan utamanya.
Baca juga: Walhi Sumsel gelar aksi penyelamatan iklim
Tindakan antisipasi yang perlu menjadi perhatian pemkot adalah menghentikan penyimpangan tata ruang yang menjadi salah satu penyebab banjir pada setiap turun hujan lebat lebih dari satu jam.
Penyimpangan tata ruang yang disebabkan penimbunan rawa secara leluasa untuk kepentingan pembangunan hotel, mal, ruko, perumahan, perkantoran dan pembangunan lainnya harus dihentikan karena jika terus berlangsung bisa menimbulkan bencana ekologi yang lebih parah.
"Kami menilai Pemkot Palembang setengah hati atau kurang serius menangani masalah banjir yang biasa terjadi pada setiap musim hujan," ujarnya.
Banjir yang melanda sejumlah kawasan permukiman dan menggenangi beberapa ruas jalan protokol Palembang, setelah turun hujan deras cukup lama membuktikan program pengendalian banjir yang dilakukan pemkot dengan menghabiskan dana miliaran rupiah tidak berjalan sesuai harapan warga.
Baca juga: Walhi: Maraknya tambang Ilegal dampak ketimpangan penguasaan lahan
Sekarang ini sudah ada enam unit pompa di Sei Bendung dengan kapasitas 36.000 liter per meter kubik, namun ketika hujan deras yang mengguyur Kota Palembang cukup lama beberapa waktu lalu terjadi banjir di mana-mana, seperti kawasan permukiman penduduk Mayor Ruslan, Sekip, Sungai Buah, kawasan Kenten, dan sekitar mal PTC seperti Jalan R Soekamto dan Angkatan 66.
Melihat fakta tersebut, Pemkot Palembang harus melakukan terobosan yang lebih baik dalam pengendalian banjir sehingga pada setiap turun hujan lebat yang cukup lama warga kota tidak ketakutan rumahnya terendam atau tidak bisa beraktivitas karena jalan protokol terendam air hujan, kata Sobri.
Sebelumnya Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda menjelaskan bahwa pihaknya berupaya menyiapkan sejumlah program untuk mengatasi banjir pada musim hujan seperti sekarang ini.
Program penyelesaian masalah banjir di antaranya perbaikan saluran air, normalisasi sungai dan penambahan kolam retensi.
Baca juga: Walhi Sumsel dukung pemanfaatan gambut untuk produksi pangan
Selain itu, pihaknya juga menggalakkan kegiatan gotong royong bersama masyarakat untuk membersihkan sungai dan anak Sungai Musi dari sampah.
Kegiatan gotong royong pejabat dan pegawai pemkot bersama masyarakat yang telah berjalan dengan baik selama ini diupayakan pada musim hujan beberapa bulan ke depan lebih digalakkan lagi.
Melalui program pengendalian banjir dan kegiatan pembersihan secara gotong royong itu, diharapkan permasalahan banjir atau genangan air di sejumlah kawasan permukiman dan ruas jalan protokol pada saat hujan lebat cukup lama bisa segera diatasi, ujar Fitrianti.
Baca juga: Hujan deras picu banjir bandang di Pacitan Jatim
"Permasalahan banjir di Ibukota Sumsel itu belum teratasi dengan baik, terbukti pada awal musim hujan Oktober 2021 sejumlah kawasan pemukiman penduduk dan jalan protokol terendam air hujan hingga satu meter," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumsell M Hairul Sobri di Palembang, Sabtu.
Menurut dia, tindakan pengendalian banjir yang dilakukan Pemkot Palembang seperti perbaikan saluran air dan normalisasi sungai dinilai hanya untuk sesaat dan tidak menuntaskan permasalahan utamanya.
Baca juga: Walhi Sumsel gelar aksi penyelamatan iklim
Tindakan antisipasi yang perlu menjadi perhatian pemkot adalah menghentikan penyimpangan tata ruang yang menjadi salah satu penyebab banjir pada setiap turun hujan lebat lebih dari satu jam.
Penyimpangan tata ruang yang disebabkan penimbunan rawa secara leluasa untuk kepentingan pembangunan hotel, mal, ruko, perumahan, perkantoran dan pembangunan lainnya harus dihentikan karena jika terus berlangsung bisa menimbulkan bencana ekologi yang lebih parah.
"Kami menilai Pemkot Palembang setengah hati atau kurang serius menangani masalah banjir yang biasa terjadi pada setiap musim hujan," ujarnya.
Banjir yang melanda sejumlah kawasan permukiman dan menggenangi beberapa ruas jalan protokol Palembang, setelah turun hujan deras cukup lama membuktikan program pengendalian banjir yang dilakukan pemkot dengan menghabiskan dana miliaran rupiah tidak berjalan sesuai harapan warga.
Baca juga: Walhi: Maraknya tambang Ilegal dampak ketimpangan penguasaan lahan
Sekarang ini sudah ada enam unit pompa di Sei Bendung dengan kapasitas 36.000 liter per meter kubik, namun ketika hujan deras yang mengguyur Kota Palembang cukup lama beberapa waktu lalu terjadi banjir di mana-mana, seperti kawasan permukiman penduduk Mayor Ruslan, Sekip, Sungai Buah, kawasan Kenten, dan sekitar mal PTC seperti Jalan R Soekamto dan Angkatan 66.
Melihat fakta tersebut, Pemkot Palembang harus melakukan terobosan yang lebih baik dalam pengendalian banjir sehingga pada setiap turun hujan lebat yang cukup lama warga kota tidak ketakutan rumahnya terendam atau tidak bisa beraktivitas karena jalan protokol terendam air hujan, kata Sobri.
Sebelumnya Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda menjelaskan bahwa pihaknya berupaya menyiapkan sejumlah program untuk mengatasi banjir pada musim hujan seperti sekarang ini.
Program penyelesaian masalah banjir di antaranya perbaikan saluran air, normalisasi sungai dan penambahan kolam retensi.
Baca juga: Walhi Sumsel dukung pemanfaatan gambut untuk produksi pangan
Selain itu, pihaknya juga menggalakkan kegiatan gotong royong bersama masyarakat untuk membersihkan sungai dan anak Sungai Musi dari sampah.
Kegiatan gotong royong pejabat dan pegawai pemkot bersama masyarakat yang telah berjalan dengan baik selama ini diupayakan pada musim hujan beberapa bulan ke depan lebih digalakkan lagi.
Melalui program pengendalian banjir dan kegiatan pembersihan secara gotong royong itu, diharapkan permasalahan banjir atau genangan air di sejumlah kawasan permukiman dan ruas jalan protokol pada saat hujan lebat cukup lama bisa segera diatasi, ujar Fitrianti.
Baca juga: Hujan deras picu banjir bandang di Pacitan Jatim
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: