Indonesia terima delapan juta vaksin Sinovac percepat vaksinasi
13 November 2021 16:16 WIB
Indonesia kedatangan dua tahap sekaligus vaksin Sinovac tahap ke-121 yang tiba pada Jumat (12/11/2021) dalam jumlah 4 juta dosis dan tahap ke-122 dalam jumlah yang sama tiba di tanah air pada Sabtu (13/11/2021). ANTARA/HO-Kominfo/GPRTV/Ocy/Dherma/Feby/am.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia kedatangan dua tahap sekaligus vaksin COVID-19 dengan total delapan juta dosis Sinovac dalam bentuk jadi untuk mendukung program vaksinasi COVID-19 nasional.
Menurut Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, vaksin tahap ke-121 tiba pada Jumat (12/11), dalam jumlah empat juta dosis dan tahap ke-122 dalam jumlah yang sama tiba di Tanah Air pada Sabtu ini.
"Lancarnya kedatangan vaksin membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Nadia dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan dengan kedatangan delapan juta vaksin tersebut, ketersediaan vaksin aman. Pemerintah sudah berkomitmen untuk terus mendatangkan vaksin dalam rangka mengamankan ketersediaan vaksin di Indonesia untuk melindungi rakyatnya.
Baca juga: Indonesia terima donasi 680.400 dosis vaksin Moderna dari Belanda
Baca juga: Kedatangan vaksin tahap 113, pemerintah ingatkan prokes Nataru
Jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksinasi terus bertambah. Pemerintah menargetkan sampai akhir 2021, setidaknya 123 juta penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Menurut Nadia, vaksinasi bukan sekadar upaya melindungi diri, melainkan juga untuk melindungi keluarga dan seluruh masyarakat.
"Segera lakukan vaksinasi untuk melindungi kita dari risiko sakit berat jika terinfeksi virus COVID-19 dan juga mencegah terjadinya lonjakan kasus," ujarnya.
Ia menuturkan di banyak negara Eropa telah terjadi lonjakan kasus COVID-19. Rusia mengalami lonjakan kasus dengan lebih dari 35.000 kasus baru terdeteksi dalam 24 jam.
"Belajar dari situ, kita harus disiplin protokol kesehatan dan segera lakukan vaksinasi. Ketersediaan vaksin aman," tuturnya.
Nadia juga mengajak seluruh pimpinan daerah untuk bergerak lebih aktif dalam memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala agar bisa mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR).
Pemerintah daerah juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, 3T (testing, tracing, dan treatment), dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di berbagai tempat, seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.
"Semua pihak harus berperan dalam penegakan protokol kesehatan sebagai bentuk antisipasi penularan COVID-19," kata Nadia.*
Baca juga: Indonesia terima kedatangan 4 juta vaksin Sinovac
Baca juga: Lebih 350.000 dosis vaksin Pfizer langsung dikirim ke Jateng
Menurut Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, vaksin tahap ke-121 tiba pada Jumat (12/11), dalam jumlah empat juta dosis dan tahap ke-122 dalam jumlah yang sama tiba di Tanah Air pada Sabtu ini.
"Lancarnya kedatangan vaksin membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal," kata Nadia dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan dengan kedatangan delapan juta vaksin tersebut, ketersediaan vaksin aman. Pemerintah sudah berkomitmen untuk terus mendatangkan vaksin dalam rangka mengamankan ketersediaan vaksin di Indonesia untuk melindungi rakyatnya.
Baca juga: Indonesia terima donasi 680.400 dosis vaksin Moderna dari Belanda
Baca juga: Kedatangan vaksin tahap 113, pemerintah ingatkan prokes Nataru
Jumlah penduduk Indonesia yang telah divaksinasi terus bertambah. Pemerintah menargetkan sampai akhir 2021, setidaknya 123 juta penduduk Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Menurut Nadia, vaksinasi bukan sekadar upaya melindungi diri, melainkan juga untuk melindungi keluarga dan seluruh masyarakat.
"Segera lakukan vaksinasi untuk melindungi kita dari risiko sakit berat jika terinfeksi virus COVID-19 dan juga mencegah terjadinya lonjakan kasus," ujarnya.
Ia menuturkan di banyak negara Eropa telah terjadi lonjakan kasus COVID-19. Rusia mengalami lonjakan kasus dengan lebih dari 35.000 kasus baru terdeteksi dalam 24 jam.
"Belajar dari situ, kita harus disiplin protokol kesehatan dan segera lakukan vaksinasi. Ketersediaan vaksin aman," tuturnya.
Nadia juga mengajak seluruh pimpinan daerah untuk bergerak lebih aktif dalam memantau setiap parameter penanganan pandemi secara berkala agar bisa mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Parameter yang dimaksud seperti jumlah kasus aktif, positivity rate, dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR).
Pemerintah daerah juga harus memperkuat cakupan vaksinasi, 3T (testing, tracing, dan treatment), dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di berbagai tempat, seperti mal, kafe, pasar, dan tempat wisata.
"Semua pihak harus berperan dalam penegakan protokol kesehatan sebagai bentuk antisipasi penularan COVID-19," kata Nadia.*
Baca juga: Indonesia terima kedatangan 4 juta vaksin Sinovac
Baca juga: Lebih 350.000 dosis vaksin Pfizer langsung dikirim ke Jateng
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: