Medan (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah 1 Medan menyebutkan La Nina tidak berdampak secara signifikan pada wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Hartanto, di Medan, Sabtu, mengatakan, masyarakat Sumatera Utara tidak perlu panik kehadiran La Nina dengan potensi peningkatan curah hujan yang tinggi dan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.

"Karena wilayah Sumatera Utara tidak berdampak secara langsung, " katanya.

Hartanto menjelaskan La-Nina merupakan fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin dan mengalami curah hujan lebih tinggi.

La-Nina terjadi ketika suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal.

Ia menambahkan La Nina pada umumnya berdampak curah hujan tinggi berisiko meningkatnya peluang bencana hidrometeorologi akibat curah hujan hujan tinggi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, pohon tumbang dan lain sebagianya.

"Jadi dapat disimpulakn La Nina itu bukan badai tropis atau topan besar," katanya.

Hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan meningkat di bulan November, Desember, Januari dan Februari. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk lebih waspada akibat adanya peningkatan tersebut.

"Wilayah yang perlu di waspadai adalah Sumatera Bagian Selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Bagian Selatan dan Sulawesi Bagian Selatan, " demikian Hartanto.

Baca juga: Kepala BNPB minta empat provinsi waspadai dampak fenomena La Nina

Baca juga: Manfaatkan data BMKG, Kementan siapkan strategi hadapi La Nina

Baca juga: KLHK siapkan sistem peringatan dini potensi bencana akibat La Nina

Baca juga: BBMKG: Waspadai cuaca ekstrem di Sumatera Utara