Presiden Jokowi ajak APEC buka mobilitas yang aman di kawasan
12 November 2021 23:11 WIB
Presiden Joko Widodo dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, menghadiri KTT APEC ke-28 secara virtual, Jumat (12/11/2021). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengajak seluruh ekonomi atau negara forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Partnership/APEC) untuk membuka mobilitas yang aman di kawasan guna mempercepat pemulihan ekonomi.
"Kita harus memperkuat kerja sama untuk bangkit bersama, kuat bersama, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, saya mengajak APEC untuk fokus pada tiga hal. Pertama, kita harus segera membuka mobilitas yang aman di kawasan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi," ujar Presiden saat berpidato di KTT APEC Ke-28 secara virtual dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Menurut Presiden, seluruh ekonomi APEC harus bersama-sama mempercepat pencapaian target cakupan vaksinasi di kawasan. Selain itu, juga APEC juga perlu menyepakati pengaturan jalur khusus bagi pelaku perjalanan tervaksinasi antarekonomi APEC.
Fokus kedua, kata Presiden, adalah agar APEC segera mewujudkan ekosistem rantai pasok global yang lebih tangguh.
Menurut Jokowi, disrupsi terhadap rantai pasok dan logistik global memiliki dampak ekonomi yang besar.
Pandemi COVID-19 telah mengajarkan semua negara bahwa rantai pasok global yang hanya bertumpu pada satu atau dua negara sangat rawan, terutama untuk proses produksi vaksin, obat, alat-alat kesehatan, dan produk-produk penting lainnya.
"Kita harus mengoreksinya dengan membangun rantai pasok dunia yang lebih merata di kawasan, untuk memitigasi risiko serupa di kemudian hari. Biaya pengangkutan kontainer yang saat ini naik sampai tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi juga memukul eksportir dan importir. Akar masalah harus dicari dan segera kita selesaikan," katanya.
Fokus ketiga, menurut Presiden, adalah mendorong transisi menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan dan hijau. Kepala Negara berpandangan bahwa pembangunan ekonomi berkelanjutan dan hijau adalah masa depan ekonomi dunia dan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, kebijakan pembangunan harus menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan mengatasi perubahan iklim.
Menurut Presiden, semuanya harus berimbang, dan bukan dengan pendekatan zero-sum di antara tiga tujuan itu.
"APEC harus dapat memfasilitasi investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi rendah karbon. Transisi berkelanjutan dan hijau harus makin diintegrasikan ke dalam berbagai ranah kerja sama APEC," katanya.
Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Sirkuit Mandalika Lombok
Baca juga: Presiden: Sirkuit Mandalika titik ekonomi baru di NTB
"Kita harus memperkuat kerja sama untuk bangkit bersama, kuat bersama, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, saya mengajak APEC untuk fokus pada tiga hal. Pertama, kita harus segera membuka mobilitas yang aman di kawasan, untuk mempercepat pemulihan ekonomi," ujar Presiden saat berpidato di KTT APEC Ke-28 secara virtual dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Menurut Presiden, seluruh ekonomi APEC harus bersama-sama mempercepat pencapaian target cakupan vaksinasi di kawasan. Selain itu, juga APEC juga perlu menyepakati pengaturan jalur khusus bagi pelaku perjalanan tervaksinasi antarekonomi APEC.
Fokus kedua, kata Presiden, adalah agar APEC segera mewujudkan ekosistem rantai pasok global yang lebih tangguh.
Menurut Jokowi, disrupsi terhadap rantai pasok dan logistik global memiliki dampak ekonomi yang besar.
Pandemi COVID-19 telah mengajarkan semua negara bahwa rantai pasok global yang hanya bertumpu pada satu atau dua negara sangat rawan, terutama untuk proses produksi vaksin, obat, alat-alat kesehatan, dan produk-produk penting lainnya.
"Kita harus mengoreksinya dengan membangun rantai pasok dunia yang lebih merata di kawasan, untuk memitigasi risiko serupa di kemudian hari. Biaya pengangkutan kontainer yang saat ini naik sampai tiga kali lipat dibandingkan sebelum pandemi juga memukul eksportir dan importir. Akar masalah harus dicari dan segera kita selesaikan," katanya.
Fokus ketiga, menurut Presiden, adalah mendorong transisi menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan dan hijau. Kepala Negara berpandangan bahwa pembangunan ekonomi berkelanjutan dan hijau adalah masa depan ekonomi dunia dan sebuah keniscayaan.
Oleh karena itu, kebijakan pembangunan harus menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan mengatasi perubahan iklim.
Menurut Presiden, semuanya harus berimbang, dan bukan dengan pendekatan zero-sum di antara tiga tujuan itu.
"APEC harus dapat memfasilitasi investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi rendah karbon. Transisi berkelanjutan dan hijau harus makin diintegrasikan ke dalam berbagai ranah kerja sama APEC," katanya.
Turut mendampingi Presiden dalam KTT tersebut, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.
Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Sirkuit Mandalika Lombok
Baca juga: Presiden: Sirkuit Mandalika titik ekonomi baru di NTB
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: