Moskwa (ANTARA News) - Rusia pada Rabu memperingatkan negara Barat dengan penentangan terhadap upaya mempersenjatai pemberontak Libya untuk melawan pasukan Muammar Gaddafi dan mengatakan Libya harus menentukan masa depan politik negara mereka tanpa campur tangan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menekankan penentangan Rusia atas yang dikatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan pemimpin lain bahwa mereka tidak mengesampingkan upaya mempersenjatai pemberontak.
"Beberapa saat lalu, Menlu Prancis mengumumkan bahwa negaranya siap membahas pasokan senjata bagi oposisi Libya beserta mitranya," kata Lavrov dalam jumpa pers setelah berunding dengan mitranya asal Austria.
"Saat ini, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa operasi Libya dilakukan untuk melindungi masyarakat, bukan untuk mempersenjatainya. Kami sangat setuju dengan Sesjen NATO mengenai hal tersebut," tambah Lavrov dikutip Reuters.
Saat menyinggung masa depan politik di Libya, Lavrov, mengatakan bahwa secara jelas, negara itu "siap melakukan reformasi" dengan menambahkan bahwa "kedua pihak di Libya harus menyepakati tentang negara Libya seharusnya".
"Jelas bahwa Libya akan memiliki pemerintahan berbeda dan juga jelas bahwa negara itu akan menjadi pemerintahan demokratis, namun rakyat Libya sendiri yang harus memutuskannya tanpa pengaruh dari luar negeri," kata Lavrov.
(SYS/KR-BPY/B002)
Rusia Tentang Barat Persenjatai Pemberontak Libya
30 Maret 2011 18:33 WIB
Pemberontak Libya berkendara kembali ke Bin Jawad, Selasa (29/3). (FOTO ANTARA/REUTERS/Youssef Boudlal/djo/11)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: