RSCM ingin hadirkan aplikasi layanan kesehatan terintegrasi
12 November 2021 18:24 WIB
Tangkapan layar - Slide presentasi Direktur Utama Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Lies Dina Liastuti , Sp.JP(K), MARS terkait aplikasi layanan kesehatan terintegrasi dalam acara daring sebagian bagian dari Roche Fair, Jumat (12/11/2021). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Lies Dina Liastuti , Sp.JP(K), MARS. mengatakan pihak RSCM ingin menghadirkan aplikasi layanan kesehatan terintegrasi dan menjangkau masyarakat di luar sana.
"Aplikasi yang kita kembangkan itu yang banyak sekali ternyata tidak terintegrasi. Bagaimana caranya ini menjadi satu klik," kata dia dalam sebuah acara kesehatan yang digelar daring, Jumat.
Lies mengatakan, masa pandemi COVID-19 menimbulkan inovasi terobosan dalam hal digitalisasi RSCM yang dibangun sejak beberapa tahun terakhir.
Salah satu perubahan yang dirasakan yakni dengan sistem pendaftaran online dan pendaftaran terpadu mulai dari rawat jalan yang terintegrasi ke layanan admisi, penunjang dan lain-lain telah memangkas secara signifikan waktu tunggu pasien.
Lebih lanjut, dengan sistem itu pihak rumah sakit juga lebih baik dalam mengontrol protokol kesehatan selama pandemi.
Hasilnya, antrean di rumah sakit tidak lagi terlalu menumpuk dan dapat diatur jaga jarak. Kemudian, ketika pasien dan tenaga kesehatan menjadi pihak yang sama-sama rentan, digitalisasi telah memberikan kemudahan bagi kami untuk bekerja dengan lebih cepat dan akurat untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Lies menuturkan, telekonsultasi SiapDok RSCM menjadi salah satu terobosan dengan memastikan kedaulatan data menjadi kunci, semua pasien terhubung dengan rekam medik sehingga bisa dilakukan telusur oleh surveyor dan ditangani professional oleh dokter di rumah sakit.
Dia mencatat, layanan ini selama April-Agustus 2021 diakses sekitar 1769 orang pasien. Lies berharap, nantinya seluruh pasien di RSCM Pusat bisa juga memanfaatkan layanan ini.
Berbicara mengenai digitalisasi dalam pelayanan kesehatan, Lies mengakui hal ini tak mudah. Menurut dia, banyak menghadapi kendala dan tantangan, mulai dari keterbatasan tenaga IT dan anggaran.
"Tantangan buat kami dan rumah sakit lain bagaimana bisa terealisasi sambil (melakukan) proteksi terhadap data, data pasien bersifat rahasia," tutur Lies.
Untuk itu, dia menilai perlunya bekerja sama dengan mitra demi mewujudkan smart hospital dan mengakomodir kepentingan pasien sehingga mereka bisa mendapatkan layanan kesehatan terbaik.
Terkait telekonsultasi, Head of Medical Good Doctor Technology Indonesia dr. Adhiatma Gunawan mengatakan layanan ini bisa membantu masyarakat mendapatkan askes layanan kesehatan di saat sedang terjadi overload capacity di rumah sakit, dan juga membantu masyarakat untuk lebih proaktif terhadap manajemen kesehatan dirinya.
Dia menilai, kolaborasi layanan menjadi hal yang penting dan perlu dilaksanakan. Integrasi data dengan berbagai pemangku kepentingan juga tentunya akan terhubung dengan lebih mudah.
"Untuk implementasi hal serupa tentu membutuhkan tidak hanya regulasi dari pemerintah, namun juga kesiapan infrastuktur dan teknologi dan juga tenaga yang ada, sehingga fasyankes dapat memberikan layanan telemedisin juga,” jelas dia.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan tinjau layanan digital di Kalimantan
Baca juga: Layanan digital beri dampak positif pada pelayanan kesehatan
Baca juga: COVID-19 percepat perkembangan layanan kesehatan digital
"Aplikasi yang kita kembangkan itu yang banyak sekali ternyata tidak terintegrasi. Bagaimana caranya ini menjadi satu klik," kata dia dalam sebuah acara kesehatan yang digelar daring, Jumat.
Lies mengatakan, masa pandemi COVID-19 menimbulkan inovasi terobosan dalam hal digitalisasi RSCM yang dibangun sejak beberapa tahun terakhir.
Salah satu perubahan yang dirasakan yakni dengan sistem pendaftaran online dan pendaftaran terpadu mulai dari rawat jalan yang terintegrasi ke layanan admisi, penunjang dan lain-lain telah memangkas secara signifikan waktu tunggu pasien.
Lebih lanjut, dengan sistem itu pihak rumah sakit juga lebih baik dalam mengontrol protokol kesehatan selama pandemi.
Hasilnya, antrean di rumah sakit tidak lagi terlalu menumpuk dan dapat diatur jaga jarak. Kemudian, ketika pasien dan tenaga kesehatan menjadi pihak yang sama-sama rentan, digitalisasi telah memberikan kemudahan bagi kami untuk bekerja dengan lebih cepat dan akurat untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Lies menuturkan, telekonsultasi SiapDok RSCM menjadi salah satu terobosan dengan memastikan kedaulatan data menjadi kunci, semua pasien terhubung dengan rekam medik sehingga bisa dilakukan telusur oleh surveyor dan ditangani professional oleh dokter di rumah sakit.
Dia mencatat, layanan ini selama April-Agustus 2021 diakses sekitar 1769 orang pasien. Lies berharap, nantinya seluruh pasien di RSCM Pusat bisa juga memanfaatkan layanan ini.
Berbicara mengenai digitalisasi dalam pelayanan kesehatan, Lies mengakui hal ini tak mudah. Menurut dia, banyak menghadapi kendala dan tantangan, mulai dari keterbatasan tenaga IT dan anggaran.
"Tantangan buat kami dan rumah sakit lain bagaimana bisa terealisasi sambil (melakukan) proteksi terhadap data, data pasien bersifat rahasia," tutur Lies.
Untuk itu, dia menilai perlunya bekerja sama dengan mitra demi mewujudkan smart hospital dan mengakomodir kepentingan pasien sehingga mereka bisa mendapatkan layanan kesehatan terbaik.
Terkait telekonsultasi, Head of Medical Good Doctor Technology Indonesia dr. Adhiatma Gunawan mengatakan layanan ini bisa membantu masyarakat mendapatkan askes layanan kesehatan di saat sedang terjadi overload capacity di rumah sakit, dan juga membantu masyarakat untuk lebih proaktif terhadap manajemen kesehatan dirinya.
Dia menilai, kolaborasi layanan menjadi hal yang penting dan perlu dilaksanakan. Integrasi data dengan berbagai pemangku kepentingan juga tentunya akan terhubung dengan lebih mudah.
"Untuk implementasi hal serupa tentu membutuhkan tidak hanya regulasi dari pemerintah, namun juga kesiapan infrastuktur dan teknologi dan juga tenaga yang ada, sehingga fasyankes dapat memberikan layanan telemedisin juga,” jelas dia.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan tinjau layanan digital di Kalimantan
Baca juga: Layanan digital beri dampak positif pada pelayanan kesehatan
Baca juga: COVID-19 percepat perkembangan layanan kesehatan digital
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: