PeduliLindungi identifikasi 18.394 data positif dalam sebulan
12 November 2021 17:00 WIB
Seorang ASN Pemerintah Kota Mataram memindai QR Code dengan aplikasi PeduliLindungi saat memasuki kantor Walikota Mataram di Mataram, NTB, Selasa (2/11/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc. (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Jakarta (ANTARA) - Aplikasi pelacak COVID-19 PeduliLindungi telah membantu mengindentifikasi sebanyak 18.394 pengunjung positif dan kontak erat terhitung 20 Oktober 2021 hingga 10 November 2021, ungkap Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono.
"Bayangkan ini tidak teridentifikasi dan orang-orang ini berkeliaran bebas dan bisa memberikan potensi penularan," ujar dia dalam talkshow daring Roche Fair bertajuk "Improving Care Along Patients Journey with Innovative Digital Solutions in Pandemic", Jumat.
Aplikasi yang sudah digunakan sebanyak 12.081.308 orang dengan lebih dari 60 juta pengguna terdaftar via mobile ini menjadi salah satu contoh sistem kesehatan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Dante mengatakan, hadirnya aplikasi ini sebuah loncatan besar dalam transformasi digital di masa pandemi COVID-19. Saat ini, tercatat sebanyak 44.599 outlet menggunakannya dalam upaya melakukan penelusuran kasus. Data menunjukkan, lebih dari 9 juta akses ke tracing dan tracking aplikasi PeduliLindungi terdaftar setiap hari.
Di sisi lain, digitalisasi dalam sistem kesehatan juga hadir untuk keperluan vaksinasi misalnya melalui hadirnya SMILE ketika daerah tertentu ingin melakukan akses permintaan vaksin dengan jumlah spesifik.
Dante berharap dengan adanya regulasi dari pemerintah, data tersimpan dalam suatu cloud yang baik dan pendayagunaan yang maksimal maka Indonesia bisa mempunyai masa depan transformasi digital bidang kesehatan yang lebih baik.
Berbicara mengenai digitalisasi kesehatan, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik (PP PDS PatKLIn), Prof. Dr. Aryati, dr. MS. Sp.PK(K) mengatakan hal ini akan semakin mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan cara aman dan nyaman.
"Solusi digital di bidang pelayanan kesehatan menjadikan proses pelayanan lebih sederhana kontak fisik yang minimal mudah cepat tepat transparan dan terpercaya," kata dia.
Dia mencontohkan, teknologi digital memudahkan masyarakat dapat memilih dan menentukan kapan harus mendatangi fasilitas kesehatan termasuk laboratorium, begitu juga saat mereka ingin melakukan konsultasi dengan dokter.
Menurut Aryati, transformasi digital merupakan kunci yang penting bagi manajemen dan keberhasilan fasilitas kesehatan saat ini dan di masa yang akan datang.
Lebih lanjut, untuk menjawab berbagai tantangan sekaligus peluang maka diperlukan manajemen yang adaptif, dinamis dan memiliki fleksibilitas yang tinggi agar tantangan sekaligus peluang dapat dikelola.
Baca juga: Menkes imbau masyarakat tetap waspada dan tidak abai prokes
Baca juga: Grab dan PeduliLindungi berintegrasi upayakan cegah gelombang baru
Baca juga: Panglima TNI: Aplikasi PeduliLindungi harus digunakan di WSBK
"Bayangkan ini tidak teridentifikasi dan orang-orang ini berkeliaran bebas dan bisa memberikan potensi penularan," ujar dia dalam talkshow daring Roche Fair bertajuk "Improving Care Along Patients Journey with Innovative Digital Solutions in Pandemic", Jumat.
Aplikasi yang sudah digunakan sebanyak 12.081.308 orang dengan lebih dari 60 juta pengguna terdaftar via mobile ini menjadi salah satu contoh sistem kesehatan dengan memanfaatkan teknologi digital.
Dante mengatakan, hadirnya aplikasi ini sebuah loncatan besar dalam transformasi digital di masa pandemi COVID-19. Saat ini, tercatat sebanyak 44.599 outlet menggunakannya dalam upaya melakukan penelusuran kasus. Data menunjukkan, lebih dari 9 juta akses ke tracing dan tracking aplikasi PeduliLindungi terdaftar setiap hari.
Di sisi lain, digitalisasi dalam sistem kesehatan juga hadir untuk keperluan vaksinasi misalnya melalui hadirnya SMILE ketika daerah tertentu ingin melakukan akses permintaan vaksin dengan jumlah spesifik.
Dante berharap dengan adanya regulasi dari pemerintah, data tersimpan dalam suatu cloud yang baik dan pendayagunaan yang maksimal maka Indonesia bisa mempunyai masa depan transformasi digital bidang kesehatan yang lebih baik.
Berbicara mengenai digitalisasi kesehatan, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik (PP PDS PatKLIn), Prof. Dr. Aryati, dr. MS. Sp.PK(K) mengatakan hal ini akan semakin mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan cara aman dan nyaman.
"Solusi digital di bidang pelayanan kesehatan menjadikan proses pelayanan lebih sederhana kontak fisik yang minimal mudah cepat tepat transparan dan terpercaya," kata dia.
Dia mencontohkan, teknologi digital memudahkan masyarakat dapat memilih dan menentukan kapan harus mendatangi fasilitas kesehatan termasuk laboratorium, begitu juga saat mereka ingin melakukan konsultasi dengan dokter.
Menurut Aryati, transformasi digital merupakan kunci yang penting bagi manajemen dan keberhasilan fasilitas kesehatan saat ini dan di masa yang akan datang.
Lebih lanjut, untuk menjawab berbagai tantangan sekaligus peluang maka diperlukan manajemen yang adaptif, dinamis dan memiliki fleksibilitas yang tinggi agar tantangan sekaligus peluang dapat dikelola.
Baca juga: Menkes imbau masyarakat tetap waspada dan tidak abai prokes
Baca juga: Grab dan PeduliLindungi berintegrasi upayakan cegah gelombang baru
Baca juga: Panglima TNI: Aplikasi PeduliLindungi harus digunakan di WSBK
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: