Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil Korea Selatan Kia Corp. mengatakan bahwa pihaknya hanya akan menjual kendaraan listrik di Eropa mulai tahun 2035 dan di pasar utama lainnya mulai tahun 2040 karena berusaha untuk secara bertahap menghapus mobil bermesin pembakaran internal di pasar global.

Dikutip Yonhap, Jumat, Kia mengumumkan strategi netralitas karbon 2045 ketika pemerintah di seluruh dunia mengadopsi kebijakan yang lebih agresif untuk memerangi perubahan iklim dan pembuat mobil meningkatkan upaya untuk beralih dari bahan bakar fosil.

Di bawah strategi tersebut, Kia bertujuan untuk mengurangi emisi karbonnya hingga 97 persen dari level 2019 pada 2045 dan mencapai emisi nol bersih di seluruh rantai nilainya, mulai dari produksi, logistik, hingga pembuangan limbah, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Hyundai dan Kia jalin kerjasama dengan Factorial Energy

Baca juga: Genesis G80 untuk KTT belum miliki fitur anti peluru
Perusahaan bertujuan untuk mengganti energi bahan bakar fosil dengan energi terbarukan untuk memenuhi permintaan di pabriknya di luar negeri pada tahun 2030 dan di Korea Selatan pada tahun 2040.

Untuk itu, perusahaan akan membangun sistem pembangkit listrik tenaga surya di pabriknya di Korea, Amerika Serikat, China, dan India.

Secara terpisah, pembuat sedan K5 dan SUV Sorento itu meluncurkan gambar konsep EV9 all-electric, model kedua yang disematkan platform modular global-listrik EV-only (E-GMP) milik Hyundai Motor Group setelah sedan EV6.

Kia berencana untuk menambah jajaran kendaraan listriknya dengan 11 model, termasuk tujuh yang berbasis E-GMP, pada tahun 2025.

Dengan jajaran kendaraan listrik yang diperkuat, Kia bertujuan untuk mencapai 6,6 persen pangsa pasar kendaraan listrik bertenaga baterai global pada tahun 2025 dan penjualan tahunan global 500.000 unit pada tahun 2026.

Data tentang pangsa pasar kendaraan listrik Kia saat ini tidak tersedia karena penjualannya hanya menyumbang satu persen dari keseluruhan penjualan pada 2019.