Jayapura (ANTARA) - David Jacobs mengatakan banyak atlet muda potensial bermunculan, khususnya pada cabang olahraga tenis meja di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua.

Sebagai atlet elite senior Merah Putih, David terus mengamati permainan atlet muda. Dia juga menyebut pemain asal Jawa Timur yakni Muhammad Dicky Ferdiansyah yang meraih perunggu di kelas TT10 adalah satu di antara atlet yang memiliki permainan apik.

"Dia masih 19 tahun dan sangat berpotensi. Pukulannya bagus dan masih muda. Jika terus dibina pasti dia sangat mungkin menjadi pemain hebat," ujar David Jacobs.

Dengan makin populernya olahraga disabilitas, David optimitis regenerasi atlet akan tetap terjaga. Dia juga menyebut pemisahan antara atlet nasional dan elite sebagai langkah yang baik untuk pembinaan atlet muda.

Baca juga: David Jacobs dan Komet Akbar terlalu tangguh di Peparnas Papua

Dia juga berharap atlet muda yang tampil di Peparnas Papua terus berlatih keras. Menurutnya, untuk bisa menjadi atlet kelas internasional butuh perjuangan ekstra.

"Berbicara internasional, jelas latihannya harus dua kali lipat dari biasanya. Misalnya, disabilitasnya ada di tangan seperti saya, maka atlet harus melatih kaki agar lebih kuat. Tenis meja perlu kecepatan dan untuk menjaga keseimbangan kaki harus kuat untuk menutupi kelemahan yang ada," ujar David menuturkan.

"Pemain muda kalau porsi latihannya normal, agak sulit untuk berprestasi. Makanya harus lebih giat dan kalau sudah masuk Pelatnas, mereka akan lebih maksimal," pungkas David Jacobs.

David berhasil meraih medali emas kelas TT10 elite putra setelah mengalahkan sesama atlet DKI Jakarta Komet Akbar di final yang berlangsung di IStora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, dengan skor 3-0 (12-10, 12-10, 11-6).

Baca juga: Paralimpian tenis meja tunjukkan taji di Peparnas Papua
Baca juga: Atlet elite tenis meja bergeliat di Peparnas Papua