Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan pendampingan hukum untuk keluarga almarhum Gilang Endi Saputra, yakni mahasiswa Sekolah Vokasi yang meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Resimen Mahasiswa (Menwa) beberapa waktu lalu.

Ketua Tim Evaluasi Korps Mahasiswa Siaga Balatyon 905 Jagal Abilawa atau Menwa Sunny Ummul Firdaus di Solo, Kamis mengatakan akibat meninggalnya mahasiswa Program Studi D-4 Keselamatan dan Kesehatan (K3) SV UNS tersebut, kampus secara kooperatif juga menerjunkan tim dari Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum UNS untuk mendampingi proses hukum yang sedang berjalan.

Ia mengatakan yang terbaru UNS memutuskan untuk memfokuskan Tim Penasihat Hukum yang telah dibentuk untuk mendampingi keluarga almarhum Gilang Endi Saputra.

"Pimpinan UNS memutuskan Tim Penasihat Hukum UNS difokuskan untuk memberikan pendampingan hukum kepada keluarga almarhum Gilang Endi Saputra," kata Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS Ahmad Yunus.

Ia mengatakan pendampingan dari Tim Penasihat Hukum UNS akan dilakukan dengan penjelasan berupa edukasi seputar proses hukum yang sedang berlangsung.

Baca juga: Polisi tetapkan dua tersangka tewasnya mahasiswa Diklatsar Menwa UNS

Baca juga: UNS beri pendampingan hukum panitia Diklatsar Menwa


"Tujuannya agar keluarga almarhum bisa turut memantau proses penyidikan di kepolisian, sembari menunggu proses hukum berikutnya," tuturnya.

Sebelumnya, Kepolisian telah menetapkan dua orang tersangka atas kasus tersebut. Kedua tersangka ini diduga melakukan tindak kekerasan berlebihan pada peserta berusia 21 tahun tersebut.

Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan dari hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian para tersangka ini yang juga berstatus sebagai mahasiswa UNS, yakni mahasiswa berinisial NFM (22) yang berjenis kelamin laki-laki beralamat di Pati dan FJP (22) berjenis kelamin laki-laki yang beralamat di Wonogiri.

Ia mengatakan kedua orang tersangka ini memiliki peran dalam melakukan tindak kekerasan pada Gilang. Kekerasan dilakukan baik menggunakan tangan kosong ataupun menggunakan alat.