Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai kepercayaan investor Uni Emirat Arab (UEA) semakin membaik seiring dengan berhasil diraihnya komitmen investasi sebesar 44,6 miliar dolar AS atau setara Rp642,2 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS) dari kunjungan ke negara tersebut.

"Khusus Uni Emirat Arab, kita punya komitmen total investasi yang sudah kita teken sebesar 44,6 miliar dolar AS. Ini bukan angka kaleng kerupuk," katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.

Bahlil mengungkapkan komitmen investasi tersebut juga termasuk sebesar 18 miliar dolar AS investasi yang akan ditangani Indonesia Investment Authority (INA atau Lembaga Pengelola Investasi/LPI).

Ada pun sejumlah sektor yang dibidik dalam komitmen investasi secara keseluruhan meliputi proyek infrastruktur, pertanian, alat kesehatan, data center, hilirisasi pertambangan hingga energi baru terbarukan (EBT).

Bahlil juga menyebut, di antara komitmen yang diteken itu ada proyek hilirisasi batubara yang jadi terjemahan visi Presiden Jokowi terkait transformasi ekonomi.

Proyek yang diteken dengan perusahaan asal AS, Air Products, akan melakukan hilirisasi batubara rendah kalori menjadi produk Dimethyl Ether (DME) yang selanjutnya akan jadi pengganti pasokan LPG yang selama ini masih diimpor.

"Dengan ini, kita akan perlahan kurangi impor LPG kita dan kita gantikan dengan DME. Ini harganya lebih murah juga. jadi substitusi impor dapat, kedaulatan energi perlahan bisa kita dorong, kemudian, neraca perdagangan bisa kita jaga. Dan tentu tentu ini akan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan nilai tambah," ujarnya.

Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Hipmi itu mengungkapkan betapa kini kepercayaan investor UEA semakin membaik. Pemerintah UEA, lanjut Bahlil, bahkan menyampaikan bahwa kini Indonesia berubah sejak diimplementasikannya UU Cipta Kerja.

"Bahkan dalam beberapa statement (pernyataan) Pemerintah UEA mengatakan bahwa Indonesia sekarang berubah pasca pemberlakuan UU Cipta Kerja. Artinya ada kepastian, ada transparansi, ada rasa efisiensi dan kecepatan, itu mulai terjadi. Memang ini tidak gampang, ini pekerjaan yang harus kita kerjakan bersama," katanya.

Bahlil pun meyakini, masuknya investasi UEA akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik ke depan. Kendati ia akui, masih butuh waktu untuk bisa merealisasikan komitmen investasi UEA.

Ia berharap komitmen investasi UEA akan bisa terealisasikan seluruhnya paling lambat awal 2024 atau sebelum pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin selesai. Jika bisa terealisasi sesuai rencana, ia pun berharap Indonesia ke depan bisa jadi negara yang disegani dari sisi ekonomi.

"Saya punya keyakinan, kalau apa yang sudah kita rencanakan ini terwujud, maka 3-4 tahun ke depan Indonesia insya Allah akan menjadi negara yang disegani dalam konteks ekonomi. Tidak ada cara lain meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hanya bisa kita dorong lewat investasi. Untuk dorong ekonomi yang berkualitas, kita harus dorong dengan investasi," pungkasnya.

Baca juga: Indonesia bawa pulang 44,6 miliar dolar AS komitmen investasi dari UEA
Baca juga: Bahlil: Air Product akan investasi gasifikasi batubara 15 miliar dolar
Baca juga: Bahlil: RI tidak condong ke satu negara untuk tarik investasi