UMKM didorong manfaatkan aplikasi digital dalam pencatatan keuangan
11 November 2021 07:11 WIB
Arsip foto - Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies memberikan sambutan pada peluncuran INACRAFT Go Digital & Kampanye INACRAFT Digital x Tokopedia Vol. 1 di Jakarta, Rabu (10/11/2021). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memanfaatkan aplikasi pembukuan digital yang kini banyak tersedia untuk pencatatan aktivitas keuangannya.
Menurut Destry, akuntabilitas pencatatan keuangan akan memudahkan pelaku UMKM dalam mendapatkan pendanaan dari perbankan.
"Saran dari Bank Indonesia bahwa penyedia platform aplikasi atau pembukuan untuk UMKM harus memilih mitra kolaboratif yang kuat untuk peningkatan layanan. Ada banyak aplikasi seperti Bukukas, tidak hanya itu, silakan memilih agar UMKM di Indonesia terus berkembang seiring perkembangan era digital," ujar Destry dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah merekam sebanyak 23 juta pelaku UMKM di Indonesia tidak mendapat akses pendanaan dari perbankan. Adapun jumlah pelaku UMKM yang telah mendapat pendanaan dari bank baru mencapai 41 juta pelaku UMKM.
Pencatatan keuangan dinilai penting agar UMKM dapat mengetahui kinerja usaha harian dan dapat mengambil keputusan yang terbaik demi kemajuan usahanya. Di Indonesia telah banyak aplikasi pencatatan keuangan yang menyasar UMKM, salah satunya adalah BukuKas.
BukuKas merupakan aplikasi pencatatan keuangan usaha secara gratis yang telah dipercaya dan digunakan oleh lebih dari 6 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
VP Head of Growth UMKM BukuKas Tri Sukma Anreianno mengatakan, BukuKas memiliki sistem pencatatan yang mudah dan sederhana, akurat, serta menyesuaikan dengan alur kerja pelaku usaha dengan mengadopsi teknologi terkini, sehingga UMKM dapat mudah beradaptasi dalam menggunakan teknologi ini.
"BukuKas memiliki visi untuk menjadi platform pencatatan keuangan digital pilihan para UMKM di Indonesia, membantu jutaan pelaku UMKM mendigitalisasi operasi finansial dan bisnis mereka menjadi lebih sukses dan tumbuh," ujar Tri.
Sebelumnya, BukuKas memperoleh pendanaan seri B sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp709 miliar pada 2021. Pendanaan tersebut dioptimalkan untuk memperluas jangkauan layanan yang ditawarkan pada pelaku usaha UMKM serta membangun solusi keuangan yang lengkap untuk usaha kecil sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dikutip dari laman BukuKas, salah satu pengguna Anton yang merupakan pedagang pasar di Jakarta telah melakukan pembukuan bisnisnya dengan menggunakan BukuKas.
"Awalnya saya melakukan pembukuan keuangan secara manual tetapi saya agak malas buat nulis manual. Sejak pakai BukuKas semua jadi terasa lebih mudah. Semuanya bisa dikerjakan dengan cepat di HP semudah membalas WhatsApp," ujar Anton.
Yayan, penjual pulsa di Pemalang, Jawa Tengah, juga menggunakan aplikasi tersebut untuk membukukan laporan bisnisnya. Aplikasi BukuKas, menurutnya, memiliki fitur untuk memantau utang piutang.
"BukuKas sangat memudahkan saya dalam mencatat siapa saja yang membeli pulsa di warung konter saya. Tinggal login di HP. Catatan tidak ada yang hilang jadi penjualan pulsa saya termonitor sekarang 100 persen," ujar Yayan.
Baca juga: AWS dukung warung sembako "go digital" lewat platform Pojok Usaha
Baca juga: Indosat-Google luncurkan kemitraan percepat digitalisasi UMKM
Baca juga: Pemkot Surabaya dan GoTo ajak UMKM manfaatkan ekosistem digital
Menurut Destry, akuntabilitas pencatatan keuangan akan memudahkan pelaku UMKM dalam mendapatkan pendanaan dari perbankan.
"Saran dari Bank Indonesia bahwa penyedia platform aplikasi atau pembukuan untuk UMKM harus memilih mitra kolaboratif yang kuat untuk peningkatan layanan. Ada banyak aplikasi seperti Bukukas, tidak hanya itu, silakan memilih agar UMKM di Indonesia terus berkembang seiring perkembangan era digital," ujar Destry dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah merekam sebanyak 23 juta pelaku UMKM di Indonesia tidak mendapat akses pendanaan dari perbankan. Adapun jumlah pelaku UMKM yang telah mendapat pendanaan dari bank baru mencapai 41 juta pelaku UMKM.
Pencatatan keuangan dinilai penting agar UMKM dapat mengetahui kinerja usaha harian dan dapat mengambil keputusan yang terbaik demi kemajuan usahanya. Di Indonesia telah banyak aplikasi pencatatan keuangan yang menyasar UMKM, salah satunya adalah BukuKas.
BukuKas merupakan aplikasi pencatatan keuangan usaha secara gratis yang telah dipercaya dan digunakan oleh lebih dari 6 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
VP Head of Growth UMKM BukuKas Tri Sukma Anreianno mengatakan, BukuKas memiliki sistem pencatatan yang mudah dan sederhana, akurat, serta menyesuaikan dengan alur kerja pelaku usaha dengan mengadopsi teknologi terkini, sehingga UMKM dapat mudah beradaptasi dalam menggunakan teknologi ini.
"BukuKas memiliki visi untuk menjadi platform pencatatan keuangan digital pilihan para UMKM di Indonesia, membantu jutaan pelaku UMKM mendigitalisasi operasi finansial dan bisnis mereka menjadi lebih sukses dan tumbuh," ujar Tri.
Sebelumnya, BukuKas memperoleh pendanaan seri B sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp709 miliar pada 2021. Pendanaan tersebut dioptimalkan untuk memperluas jangkauan layanan yang ditawarkan pada pelaku usaha UMKM serta membangun solusi keuangan yang lengkap untuk usaha kecil sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dikutip dari laman BukuKas, salah satu pengguna Anton yang merupakan pedagang pasar di Jakarta telah melakukan pembukuan bisnisnya dengan menggunakan BukuKas.
"Awalnya saya melakukan pembukuan keuangan secara manual tetapi saya agak malas buat nulis manual. Sejak pakai BukuKas semua jadi terasa lebih mudah. Semuanya bisa dikerjakan dengan cepat di HP semudah membalas WhatsApp," ujar Anton.
Yayan, penjual pulsa di Pemalang, Jawa Tengah, juga menggunakan aplikasi tersebut untuk membukukan laporan bisnisnya. Aplikasi BukuKas, menurutnya, memiliki fitur untuk memantau utang piutang.
"BukuKas sangat memudahkan saya dalam mencatat siapa saja yang membeli pulsa di warung konter saya. Tinggal login di HP. Catatan tidak ada yang hilang jadi penjualan pulsa saya termonitor sekarang 100 persen," ujar Yayan.
Baca juga: AWS dukung warung sembako "go digital" lewat platform Pojok Usaha
Baca juga: Indosat-Google luncurkan kemitraan percepat digitalisasi UMKM
Baca juga: Pemkot Surabaya dan GoTo ajak UMKM manfaatkan ekosistem digital
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: