Emas melonjak 17,5 dolar, data inflasi AS yang kuat angkat daya tarik
11 November 2021 05:20 WIB
Ilustrasi - Emas yang diperjualbelikan di galeri emas PT Antam di Jalan Ratulangi, Makassar, Kamis (26/5/2021). ANTARA Foto /Suriani Mappong.
Chicago (ANTARA) - Emas melonjak mencapai level tertinggi lima bulan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memimpin reli logam mulia setelah data menunjukkan harga-harga konsumen AS melonjak bulan lalu, meningkatkan daya tarik emas sebagai tempat lindung nilai inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 17,5 dolar AS atau 0,96 persen, menjadi ditutup pada 1.848,30 dolar AS per ounce, level tertinggi sejak 16 Juni dan memperpanjang kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut.
Sehari sebelumnya, Selasa (9/11/2021), emas berjangka terdongkrak 2,8 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1,830,80 dolar AS, setelah menguat 11,2 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.828,00 dolar AS pada Senin (8/11/2021), dan melonjak dua hari sebelumnya masing-masing 23,3 dolar AS dan 29,6 dolar AS.
"Sekali lagi kami memiliki data inflasi yang panas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
"Emas menjadi lindung nilai klasik terhadap inflasi, kami percaya inflasi adalah lingkungan positif yang mendasari yang akan mendorong reli pasar emas di minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang," tambahnya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (10/11/2021) bahwa indeks harga konsumen AS naik 0,9 persen pada Oktober, kenaikan terbesar dalam empat bulan. Inflasi AS mencapai level tertinggi 30 tahun pada Oktober dengan pada tingkat tahunan naik 6,2 persen, tingkat tertinggi sejak November 1990.
Harga-harga konsumen AS meningkat pada Oktober karena orang Amerika membayar lebih banyak untuk bensin dan makanan, yang mengarah ke kenaikan tahunan terbesar dalam 31 tahun.
"Lingkungan ini adalah pedang bermata dua karena data inflasi terus keluar lebih panas dari yang diperkirakan, kekhawatirannya adalah apakah Federal Reserve mengurangi likuiditas lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Meger.
Reli emas tampak melewati penguatan dolar AS, yang biasanya menumpulkan permintaan emas dari pemegang mata uang lainnya, untuk sebagian besar sesi, tetapi akhirnya menyerah untuk melepaskan sebagian dari kenaikan saat greenback mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun.
Emas juga mendapat dukungan dari penurunan imbal hasil riil pada obligasi pemerintah AS dan sentimen penghindaran risiko keseluruhan yang menekan indeks-indeks utama Wall Street.
Penembusan emas di atas level resistensi utama 1.835 dolar AS per ounce adalah penting dan penutupan di atas 1.851 dolar AS dapat memicu momentum kenaikan menuju 1.900 dolar AS, kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
"Emas memiliki dasar yang kuat untuk membangun momentum harga mengingat permintaan musiman yang kuat dari India," katanya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 45,4 sen atau 1,87 persen, menjadi ditutup pada 24,772 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 15,6 dolar AS atau 1,47 persen, menjadi ditutup pada 1.077 dolar AS per ounce.
Baca juga: IHSG ditutup menguat, ditopang data ekonomi RI yang membaik
Baca juga: Rupiah ditutup melemah tipis, pelaku pasar cermati data inflasi AS
Baca juga: Saham Inggris hentikan kerugian, indeks FTSE 100 bangkit 0,91 persen
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah 17,5 dolar AS atau 0,96 persen, menjadi ditutup pada 1.848,30 dolar AS per ounce, level tertinggi sejak 16 Juni dan memperpanjang kenaikan untuk sesi kelima berturut-turut.
Sehari sebelumnya, Selasa (9/11/2021), emas berjangka terdongkrak 2,8 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1,830,80 dolar AS, setelah menguat 11,2 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.828,00 dolar AS pada Senin (8/11/2021), dan melonjak dua hari sebelumnya masing-masing 23,3 dolar AS dan 29,6 dolar AS.
"Sekali lagi kami memiliki data inflasi yang panas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
"Emas menjadi lindung nilai klasik terhadap inflasi, kami percaya inflasi adalah lingkungan positif yang mendasari yang akan mendorong reli pasar emas di minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang," tambahnya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (10/11/2021) bahwa indeks harga konsumen AS naik 0,9 persen pada Oktober, kenaikan terbesar dalam empat bulan. Inflasi AS mencapai level tertinggi 30 tahun pada Oktober dengan pada tingkat tahunan naik 6,2 persen, tingkat tertinggi sejak November 1990.
Harga-harga konsumen AS meningkat pada Oktober karena orang Amerika membayar lebih banyak untuk bensin dan makanan, yang mengarah ke kenaikan tahunan terbesar dalam 31 tahun.
"Lingkungan ini adalah pedang bermata dua karena data inflasi terus keluar lebih panas dari yang diperkirakan, kekhawatirannya adalah apakah Federal Reserve mengurangi likuiditas lebih cepat dari yang diperkirakan," kata Meger.
Reli emas tampak melewati penguatan dolar AS, yang biasanya menumpulkan permintaan emas dari pemegang mata uang lainnya, untuk sebagian besar sesi, tetapi akhirnya menyerah untuk melepaskan sebagian dari kenaikan saat greenback mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun.
Emas juga mendapat dukungan dari penurunan imbal hasil riil pada obligasi pemerintah AS dan sentimen penghindaran risiko keseluruhan yang menekan indeks-indeks utama Wall Street.
Penembusan emas di atas level resistensi utama 1.835 dolar AS per ounce adalah penting dan penutupan di atas 1.851 dolar AS dapat memicu momentum kenaikan menuju 1.900 dolar AS, kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
"Emas memiliki dasar yang kuat untuk membangun momentum harga mengingat permintaan musiman yang kuat dari India," katanya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 45,4 sen atau 1,87 persen, menjadi ditutup pada 24,772 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 15,6 dolar AS atau 1,47 persen, menjadi ditutup pada 1.077 dolar AS per ounce.
Baca juga: IHSG ditutup menguat, ditopang data ekonomi RI yang membaik
Baca juga: Rupiah ditutup melemah tipis, pelaku pasar cermati data inflasi AS
Baca juga: Saham Inggris hentikan kerugian, indeks FTSE 100 bangkit 0,91 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: