Kediri (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat mengungkapkan bahwa pembangunan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur, bisa membangun narasi perjalanan Islam di Indonesia yang masuk dengan kearifan lokal.

"Narasi yang dibangun bisa menjelaskan ke publik perjalanan Islam di Indonesia yang sangat kuat. Ini menunjukkan wajah Islam kita sesungguhnya, bagaimana Islam masuk dengan tetap mempertahankan kearifan lokal," katanya saat hadir dalam pembukaan kembali operasional Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asy'ari yang berada di kawasan Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Rabu.

Ia juga sudah berkeliling ke lokasi museum tersebut. Di dalamnya banyak beragam catatan yang menjelaskan tentang bagaimana Islam masuk ke Indonesia kemudian blending atau campur dengan budaya sempat, menggunakan anasir lokal.

Bagaimana masjid menggunakan atap tumpang yang masih kelihatan di semua wilayah. Kemudian bagaimana juga proses Islam itu terjadi secara damai dan bukan melalui aneksasi atau pengambilan paksa. Kalaupun ada (aneksasi) melalui kesepakatan yang berakhir dengan koalisi.

"Inilah sesungguhnya, kalau kita kaitkan nilai kebangsaaan ini sudah diajarkan pendahulu kita, leluhur kita. Di sini, kita bisa belajar dan kembali lagi mengingatkan Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Nusantara tetap memberikan ruang kepada semua kepercayaan yang sedang ada waktu itu dan agama yang ada sebelum Islam masuk dan kemudian tumbuh bersama dan bersanding," ujar dia.

Baca juga: Museum di Pesantren Tebuireng-Jombang kembali dibuka
Baca juga: MPR: Nilai kebhinekaan Hasyim Asy'ari harus diteruskan

Ia juga mengatakan dalam tradisi silam juga ada berbagai macam festival yang semua memasukkan anasir lokal dan kearifan budaya lokal.

"Inilah seharusnya jadi pengingat kembali. Kita kehilangan semua ini dan sekarang kehadiran museum ini sesungguhnya menjadi anugerah buat kita semua, mengingatkan kita dengan caranya sendiri," kata dia.

Ia juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang ikut serta membangun Museum Islam Indonesia K.H. Hasyim Asy'ari tersebut. Ia berharap, nantinya koleksi di museum bisa semakin bertambah, sehingga referensi tentang Islam Nusantara semakin banyak.

"Mudah-mudahan ini berkembang dan saya yakin dengan bantuan banyak pihak koleksinya terus bertambah. Masih banyak sekali catatan KH Hasyim Asy'ari yang belum dikeluarkan ke publik," ujar dia.

Baca juga: Masjid Raya Hasyim Asy'ari Jakarta Barat gelar Shalat Id jam 07.00 WIB

Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari itu dibuka kembali, bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November, setelah sebelumnya ditutup karena pandemi COVID-19.

Pembukaan kembali museum yang terletak di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang ini merupakan rangkaian dari kegiatan 76 Tahun Resolusi Jihad: Dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

Museum Islam Indonesia K.H Hasyim Asy'ari ini mulai dibangun pada tahun 2014 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atas usulan dari K.H. Shalahuddin Wahid, tokoh dan pengelola Pesantren Tebuireng, Jombang.

Museum ini merupakan media untuk penguatan pendidikan karakter melalui berbagai informasi dan koleksi yang disajikan tentang kiprah perjuangan tokoh-tokoh dan karakteristik Islam di Indonesia yang menjunjung tinggi nilai toleransi, gotong-royong, pantang menyerah, menghormati kebhinekaan dan inklusif, sehingga dapat menjadi rahmat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Museum ini diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada anggal 18 Desember 2018. Saat awal pandemi, sempat ditutup dan baru dibuka kembali saat ini.

Baca juga: Kemendikbud tegaskan tak ada niat hilangkan peran KH Hasyim Asy'ari
Baca juga: Artikel - Hari Santri bukan sekadar film atau UU Pesantren

Baca juga: Menag: teladani pendidikan Islam dari Hasyim dan Dahlan