Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR) RI telah menyetujui Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI). Andika akan menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun.

DPR segera mengirim surat persetujuan Panglima TNI yang baru kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

DPR RI sebelumnya juga telah mendengar visi dan misi Jenderal Andika dalam uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).

"TNI adalah Kita" adalah visi yang disampaikan Jenderal Andika. Visi tersebut memang sangat singkat. Jenderal Andika ingin masyarakat Indonesia dan masyarakat internasional melihat TNI sebagai bagian dari mereka.

Ia mengharapkan masyarakat Indonesia melihat TNI sebagai organisasi apa adanya dengan segala perbaikan yang terus dijalani. Namun, dia yakin dengan segala keterbatasan mampu mengejar dan mencapai apa yang ingin diselesaikan.

Terdapat tiga misi yang disampaikan Jenderal Andika, yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, dan melindungi senegap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Dari visi dan misinya itu, Jenderal Andika pun menjabarkan delapan fokus implementasi kerjanya sebagai Panglima TNI, yakni penguatan pelaksanaan tugas-tugas TNI yang berdasarkan pada peraturan perundangn-undangan, penguatan operasi pengamanan perbatasan darat, laut, dan wilayah udara, peningkatan kesiapsiagaan satuan TNI untuk tugas operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).

Selanjutnya, peningkatan operasi siber, peningkatan sinergi intelijen terutama di wilayah konflik, pemantapan interoperabilitas trimatra terpadu dalam pola operasi TNI, penguatan integrasi penataan organisasi untuk mewujudkan TNI yang adaptif, dan reaktualisasi peran diplomasi militer dalam kerangka kebijakan politik luar negeri.

Harapan

Ketua DPR RI Puan Maharani meyakini Jenderal Andika tetap akan bekerja sebaik-baiknya meskipun masa jabatannya hanya 1 tahun. Dalam waktu yang relatif singkat menjadi tantangan bagi Jenderal Andika untuk mewujudkan program-programnya membawa TNI menjadi kekuatan pertahanan yang unggul dan hebat sebelum memasuki masa pensiun nanti.

Menurut dia, dengan visi Jenderal Andika, diharapkan TNI akan semakin dekat dengan rakyat, selalu berada di garda depan pertahanan negara, dan juga makin berperan dalam membantu penanganan COVID-19 di Tanah Air.

DPR RI juga yakin Jenderal Andika dapat membuat TNI makin solid, baik di tingkat internal maupun dengan instansi-instansi lain, termasuk Polri.

Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengharapkan Jenderal Andika dapat melanjutkan program kerja dari Panglima TNI sebelumnya dan berkomitmen menjalankan visi, misi, maupun target-target yang telah disampaikan dalam uji kelayakan.

Dengan demikian, keseluruhan capaian tersebut dapat memperkuat dan mempertahankan keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD '45 serta melindungi segenap bangsa Indonesia dari ancaman ataupun gangguan, termasuk gangguan terhadap ideologi negara Pancasila.

Ia meminta Jenderal Andika dapat meningkatkan sinergi intelijen terutama di wilayah konflik, pemantapan trimatra terpadu dalam pola operasi TNI, melakukan penguatan integrasi penataan organisasi untuk mewujudkan TNI yang adaptif, serta reaktualisasi peran diplomasi militer dalam kerangka kebijakan politik luar negeri.

Bamsoet juga meminta Panglima TNI baru nantinya dapat menyelesaikan konflik keamanan yang terjadi di Papua dengan cara dan strategi menguatkan pendekatan humanis guna menyelesaikan konflik di Papua sehingga tidak lagi mengancam keselamatan warga sipil di Papua.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mahmud Mattalitti mengharapkan Jenderal Andika dapat membawa TNI makin profesional dan dekat dengan rakyat. Panglima TNI baru harus memastikan tugas pokok TNI berjalan baik dalam hal penegakan kedaulatan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, dan juga melindungi bangsa dari berbagai ancaman.

Yang terpenting, kata La Nyalla, TNI harus mampu memainkan peran dalam mengantisipasi berbagai dinamika dan perkembangan geopolitik yang sangat dipengaruhi oleh siber serta teknologi.

Tantangan

Pengamat militer Ridlwan Habib menyebutkan ada tiga tantangan bagi Jenderal Andika sebagai Panglima TNI.

Pertama, membantu pemerintah dalam penanganan COVID-19. Ridlwan mengatakan bahwa TNI adalah garda depan dalam membantu pemerintah menyalurkan vaksin dan mengirimkan bantuan ke pulau-pulau terpencil.

Kedua, perbaikan internal di Mabes TNI, termasuk soal kesejahteraan prajurit. Ia mengatakan saat menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika sangat peduli dengan prajurit TNI Angkatan Darat, misalnya membangun rumah dinas untuk prajurit di Batalyon 403/WP Yogyakarta. Rumah itu awalnya reyot dan tidak layak huni kemudian dibangun dengan sangat bagus.

Jenderal Andika juga sangat peduli dengan anggotanya yang sakit. Ia pernah menerbangkan langsung seorang anggotanya di Kodim Magelang Serda Mugiyanto yang kakinya cacat karena tugas. Serda Mugiyanto diterbangkan langsung ke Jakarta untuk dirawat di RSPAD Gatot Soebroto dan dipantau langsung, bahkan oleh Hetty Andika Perkasa, istri Jenderal Andika.

Ridlwan pun mengharapkan kesejahteraan di lingkungan TNI Angkatan Darat yang diperhatikan oleh Jenderal Andika, juga bisa melebar ke angkatan-angkatan yang lain baik, angkatan laut maupun angkatan udara.

Ketiga, bagaimana Jenderal Andika memimpin TNI di tengah tantangan globalisasi. Ada gerbong Australia, Inggris, dan Amerika Serikat (AUKUS), ada Laut Cina Selatan, konflik antara Amerika Serikat, dan Cina. Ridlwan mengatakan tantangan geopolitik tersebut juga harus dipersiapkan oleh panglima yang baru.

Jenderal Andika, kata dia, pernah lama berkarier di Kopassus, pernah lama di intelijen termasuk intelijen tempur. Selanjutnya, pernah menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Komandan Paspampres, panglima kodam, dan Pangkostrad.

Dari segi keilmuan pun tak perlu diragukan lagi, Jenderal Andika pernah mengenyam pendidikan di The Military College of Vermont, Norwich University, Northfield, Vermont, Amerika Serikat.

Berikutnya di National War College, National Defense University, Washington DC, Amerika Serikat dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University, Washington D.C., Amerika Serikat.

Ridlwan meyakini dengan penugasan yang lengkap dan variatif, Jenderal Andika dapat menghadapi berbagai tantangan tersebut.

Tentu dalam waktu yang relatif singkat hanya 1 tahun, Jenderal Andika diharapkan dapat melaksanakan visi dan misinya dengan baik dan sekaligus mampu menghadapi tantangan-tantangan yang bakal dihadapinya saat menjadi Panglima TNI.

Baca juga: Kasad tindaklanjuti kerja sama pendidikan Polri-TNI AD

Baca juga: Dua perwira tinggi TNI AD diprediksi berpeluang jabat Kasad