Peparnas
Adyos Astan berharap atlet baru potensial lahir di Peparnas Papua
10 November 2021 16:12 WIB
Adyos Astan, salah satu atlet elite yang tampil pada cabang olahraga tenis meja Peparnas XVI Papua yang berangsung di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, 6-13 November 2021. (ANTARA/Muhammad Ramdan)
Jayapura (ANTARA) - Adyson Astan berharap Pekan Palimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua melahirkan bibit atlet baru potensial, khususnya pada cabang olahraga tenis meja agar bisa melanjutkan tongkat estafet membawa harum Indonesia di pentas internasional.
"Saya lihat ada bibit muda yang bagus dan punya potensi dari kelas nasional. Semoga mereka bisa terus meningkatkan permainan supaya bisa bergabung dengan kami di pelatnas dan tentunya bisa menggantikan kami sebagai senior," kata Adyos Astan kepada ANTARA, Rabu.
Adyos Astan adalah salah satu dari tiga atlet tenis meja yang mewakili Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020, selain David Jacobs dan Komet Akbar.
Baca juga: Persaingan merata, berikut sebaran medali tenis meja di Peparnas Papua
Dia tampil di Peparnas Papua dengan membawa bendera kontingen Maluku dan tampil pada nomor tunggal putra kelas 4 elite.
Adyos berhasil membuktikan kelasnya dengan meraih kemenangan pertama pada babak penyisihan grup TT4 di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, Rabu.
Pada laga pertama, dia mengalahkan Sunarto asal DI Yogyakarta dengan skor 3-0 (11-4, 11-3, 11-5). Meski berstatus sebagai pemain kawakan, Adyos tak ingin meremehkan lawan di Peparnas Papua.
Sebab, berdasarkan pengamatannya banyak atlet potensial yang tampil apik sepanjang berlangsungnya pertandingan di kelas nasional.
Sekadar informasi, pertandingan di kelas elite juga diikuti atlet nasional. Langkah ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada atlet nasional saling bertanding satu sama lain dan kemudian merasakan bersaing dengan atlet elite yang telah mengikuti banyak ajang internasional.
"Pemisahan atlet elite dan nasional tujuannya mencari bibit muda. Jadi juara nasional bisa diorbitkan juga ke elite. Sehingga saya berharap mereka atlet nasional bisa bergabung dengan kami nantinya di pelatnas," pungkas Adyos.
Baca juga: David Jacobs: Olahraga disabilitas makin populer
Baca juga: Atlet elite tenis meja bergeliat di Peparnas Papua
"Saya lihat ada bibit muda yang bagus dan punya potensi dari kelas nasional. Semoga mereka bisa terus meningkatkan permainan supaya bisa bergabung dengan kami di pelatnas dan tentunya bisa menggantikan kami sebagai senior," kata Adyos Astan kepada ANTARA, Rabu.
Adyos Astan adalah salah satu dari tiga atlet tenis meja yang mewakili Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020, selain David Jacobs dan Komet Akbar.
Baca juga: Persaingan merata, berikut sebaran medali tenis meja di Peparnas Papua
Dia tampil di Peparnas Papua dengan membawa bendera kontingen Maluku dan tampil pada nomor tunggal putra kelas 4 elite.
Adyos berhasil membuktikan kelasnya dengan meraih kemenangan pertama pada babak penyisihan grup TT4 di Istora Papua Bangkit, Kabupaten Jayapura, Rabu.
Pada laga pertama, dia mengalahkan Sunarto asal DI Yogyakarta dengan skor 3-0 (11-4, 11-3, 11-5). Meski berstatus sebagai pemain kawakan, Adyos tak ingin meremehkan lawan di Peparnas Papua.
Sebab, berdasarkan pengamatannya banyak atlet potensial yang tampil apik sepanjang berlangsungnya pertandingan di kelas nasional.
Sekadar informasi, pertandingan di kelas elite juga diikuti atlet nasional. Langkah ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada atlet nasional saling bertanding satu sama lain dan kemudian merasakan bersaing dengan atlet elite yang telah mengikuti banyak ajang internasional.
"Pemisahan atlet elite dan nasional tujuannya mencari bibit muda. Jadi juara nasional bisa diorbitkan juga ke elite. Sehingga saya berharap mereka atlet nasional bisa bergabung dengan kami nantinya di pelatnas," pungkas Adyos.
Baca juga: David Jacobs: Olahraga disabilitas makin populer
Baca juga: Atlet elite tenis meja bergeliat di Peparnas Papua
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: