Pertemuan Presiden Jokowi-PM Malaysia Dato Sri Ismail bahas empat hal
10 November 2021 15:29 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (10/11/2021). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Lukas/aa.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob membicarakan setidaknya empat hal dalam pertemuan kenegaraan di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu.
"Dalam pertemuan pertama kami, kita bicara sangat terbuka dan bersahabat. Beberapa isu yang tadi kita bahas dalam pertemuan yaitu pertama mengenai pentingnya kerja sama perlindungan Warga Negara Indonesia yang berada di Malaysia," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor.
PM Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob pertama kali datang ke Indonesia setelah dilantik sebagai perdana menteri pada 21 Agustus 2021. Ia menggantikan PM sebelumnya, Muhyiddin Yassin yang turun pada 2021 ini. Pada awal 2020 mantan PM Malaysia Mahathir Muhammad juga pernah berkunjung ke Indonesia.
"Saya mendorong kiranya MoU perlindungan tenaga kerja Indonesia domestik dapat segera diselesaikan," tambah Presiden.
Pembicaraan lain juga terkait mengenai izin "community learning center" di Semenanjung Malaysia bisa segera diberikan izinnya sesuai prinsip hak pendidikan bagi semuanya.
Baca juga: Indonesia-Malaysia sepakat membuka koridor perjalanan antarnegara
"Kedua kita ingin menyelesaikan negosiasi batas negara baik batas udara maupun laut agar bisa segera diselesaikan karena ini sudah agak lama 'progressnya', kita berhadap dalam waktu yang sesingkat-singkatnya masalah ini bisa segera diselesaikan," ungkap Presiden.
Persoalan ketiga yang dibicarakan adalah terkait dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
"Saya menyambut baik kenaikan angka perdagangan 49 persen pada Januari-Agustus 2021 dibanding periode yang sama tahun lalu dan guna mendukung pemulihan ekonmi tadi kita sudah sepakat dibuat 'travel corridor arrangement' yang secara bertahap nanti akan kita buka satu per satu," tambah Presiden.
Isu keempat adalah terkait persoalan di kawasan Asia Tenggara baik berkaitan dengan Myanmar, Laut China Selatan dan yang lainnya.
"Merupakan kehormatan bagi saya dan juga bagi Indonesia menerima kunjungan luar negeri pertama PM ke-9 Malaysia bapak Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob, sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun kita harus memperkuat kerja sama bedsarkan prinsip yang saling menghormati dan menguntungkan," tegas Presiden.
Baca juga: PM Ismail jamin tenaga kerja RI di Malaysia dijaga sebaik mungkin
Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, PM Malaysia Y.M. Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob disambut dengan parade pasukan istana kepresidenan dan musik daerah di Istana Kepresidenan Bogor.
Selajutnya kedua kepala pemerintahan mendengarkan lagu kebangsaan Malaysia dan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan peninjauan pasukan.
Acara dilanjutkan dengan sesi foto, penandatanganan buku tamu, "veranda talk", menyaksikan Nota Kesepahaman (MoU) antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Malaysia serta pernyataan pers bersama.
Dua MoU yang disepakati adalah MoU bidang pendidikan dan MoU kerja sama dan bantuan administrasi di bidang kepabeanan
Hadir dalam acara tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim dan Menteri Sekretariat Negara Pratikno.
Baca juga: PM Malaysia Ismail Sabri akan kunjungi Indonesia
"Dalam pertemuan pertama kami, kita bicara sangat terbuka dan bersahabat. Beberapa isu yang tadi kita bahas dalam pertemuan yaitu pertama mengenai pentingnya kerja sama perlindungan Warga Negara Indonesia yang berada di Malaysia," kata Presiden Jokowi dalam konferensi pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor.
PM Malaysia Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob pertama kali datang ke Indonesia setelah dilantik sebagai perdana menteri pada 21 Agustus 2021. Ia menggantikan PM sebelumnya, Muhyiddin Yassin yang turun pada 2021 ini. Pada awal 2020 mantan PM Malaysia Mahathir Muhammad juga pernah berkunjung ke Indonesia.
"Saya mendorong kiranya MoU perlindungan tenaga kerja Indonesia domestik dapat segera diselesaikan," tambah Presiden.
Pembicaraan lain juga terkait mengenai izin "community learning center" di Semenanjung Malaysia bisa segera diberikan izinnya sesuai prinsip hak pendidikan bagi semuanya.
Baca juga: Indonesia-Malaysia sepakat membuka koridor perjalanan antarnegara
"Kedua kita ingin menyelesaikan negosiasi batas negara baik batas udara maupun laut agar bisa segera diselesaikan karena ini sudah agak lama 'progressnya', kita berhadap dalam waktu yang sesingkat-singkatnya masalah ini bisa segera diselesaikan," ungkap Presiden.
Persoalan ketiga yang dibicarakan adalah terkait dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
"Saya menyambut baik kenaikan angka perdagangan 49 persen pada Januari-Agustus 2021 dibanding periode yang sama tahun lalu dan guna mendukung pemulihan ekonmi tadi kita sudah sepakat dibuat 'travel corridor arrangement' yang secara bertahap nanti akan kita buka satu per satu," tambah Presiden.
Isu keempat adalah terkait persoalan di kawasan Asia Tenggara baik berkaitan dengan Myanmar, Laut China Selatan dan yang lainnya.
"Merupakan kehormatan bagi saya dan juga bagi Indonesia menerima kunjungan luar negeri pertama PM ke-9 Malaysia bapak Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob, sebagai negara tetangga dekat dan bangsa serumpun kita harus memperkuat kerja sama bedsarkan prinsip yang saling menghormati dan menguntungkan," tegas Presiden.
Baca juga: PM Ismail jamin tenaga kerja RI di Malaysia dijaga sebaik mungkin
Dalam kunjungan kenegaraan tersebut, PM Malaysia Y.M. Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob disambut dengan parade pasukan istana kepresidenan dan musik daerah di Istana Kepresidenan Bogor.
Selajutnya kedua kepala pemerintahan mendengarkan lagu kebangsaan Malaysia dan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan peninjauan pasukan.
Acara dilanjutkan dengan sesi foto, penandatanganan buku tamu, "veranda talk", menyaksikan Nota Kesepahaman (MoU) antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Malaysia serta pernyataan pers bersama.
Dua MoU yang disepakati adalah MoU bidang pendidikan dan MoU kerja sama dan bantuan administrasi di bidang kepabeanan
Hadir dalam acara tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim dan Menteri Sekretariat Negara Pratikno.
Baca juga: PM Malaysia Ismail Sabri akan kunjungi Indonesia
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: